Find Us On Social Media :

Sosok Bos Mafia Besar Amerika di Mata Putrinya: Seorang Ayah yang Melindungi Keluarganya dengan Seluruh Kekuatannya

By Masrurroh Ummu Kulsum, Minggu, 22 April 2018 | 15:00 WIB

Intisari-Online.com - Pernah Anda membayangkan bagaimana kehidupan keluarga dari seorang pelaku kejahatan?

Beberapa kasus, keluarga ikut menanggung akibat apabila salah seorang anggota keluarganya melakukan kejahatan, pencurian atau pembunuhan misalnya.

Cerita berikut datang dari seorang putri dari bos mafia besar di negeri Paman Sam.

Karen Gravano mengatahui keluarganya berbeda dengan keluarga lainnya ketika usianya enam tahun.

BACA JUGA:Mafia Amerika Tak lagi Menyeramkan, Inilah Lima Gangster Terbesar di Dunia Saat Ini

Waktu itu, dia menemukan senjata ayahnya yang disembunyikan di bawah tempat tidur sang ayah.

Karen tahu ayahnya pernah bertugas di Vietnam dan berasumsi bahwa senjata itu berasal dari sana.

Dia bahkan menceritakan kepada teman-temannya tentang kebanggannya memiliki seorang ayah yang merupakan prajurit pemberani.

Sampai seorang guru mendengar percakapan Karen dan teman-temannya yang membicarakan soal senjata, gurunya pun memanggil orang tuanya tentang tingkah laku Karen.

Ayah Karen lantas memberi tahu purinya itu, "Apa yang terjadi di keluarga kita harus tetap berada dibalik dinding rumah ini."

"Kita tidak akan pernah membicarakannya dengan orang lain," begitu pesan sang ayah.

Karen terus bertanya mengapa itu menjadi rahasia besar yang harus disembunyikan.

Keluarga Karen adalah turunan Italia-Amerika yang sangat tradisional.

Sang ayah, Salvatore Gravano atau lebih dikenal Sammy the Bull, diketahui hanya bekerja di kontruksi.

BACA JUGA:Tak Disangka, 7 Karakter Kartun Populer ini Ternyata Terinspirasi dari Sosok Nyata!

Sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang merawat Karen juga Gerard saudaranya.

Semua orang tahu siapa ayah Karen, bahkan sebagai anak kecil waktu itu, Karen bisa merasakan ayahnya adalah orang penting.

Ketika ayahnya memasuki sebuah ruangan, energi di dalamnya berubah. Orang-orang akan bergegas menjabat tangannya dan mencium pipinya.

Suatu hari saat Karen berusia 10 tahun, ayahnya mengatakan sesuatu pada Karen.

Dia mengatakan kepada Karen, mungkin akan mulai mulai mendengar beberapa hal tentang hidupnya dan sang ayah menjelaskan dengan cara yang baik.

"Beberapa pria di Italia telah membentuk kelompok rahasia dan bersumpah untuk selalau melindungi satu sama lain dan keluarga mereka. Bahkan jika itu berarti mencuri atau menyakiti orang lain," begitu kata Salvatore.

Kemudian sang ayah memberitahu Karen bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok yang sama di Amerika.

Terdengar sesuatu yang menakutkan bagi Karen, karena tahu keluarganya sedang diawasi.

Sementara ibu Karen sangat pemalu, dan setia. Dia tidak pernah mempertanyakan apa yang dilakukan suaminya dan tetap teguh berdiri di sampingnya.

BACA JUGA:Heboh Bayi Xiaomi di Lampung, Namanya Bahkan hingga Didengar oleh Presiden Xiaomi di China

Tahun demi tahun berlalu, bisnis ayahnya tumbuh, mereka pindah ke rumah yang lebih besar dan mahal di pinggiran kota.

Karen bersekolah di sekolah swasta, teman-temannya anak seorang pengacara, dokter, dan pengusaha kaya.

Saat itulah, Karen menyadari betapa berbedanya keluarga mereka. Ayahnya tidak seperti ayah yang lain, dia bertato, mengenakan perhiasan yang mencolok, dan banyak bersumpah.

Karen tahu mafia identik dengan kejahatan, dari pembunuhan hingga pemerasan, tapi dia terlalu muda untuk menilai dan tidak bisa melihat itu pada sosok ayahnya.

Yang Karen tahu ayahnya menjalani dua kehidupan yang berbeda. Di rumah dia adalah suami sekaligus ayah yang menyayangi keluarganya.

Di sisi lain, ayahnya adalah anggota geng kriminal Gambino yang terorganisir dan diawasi ketat oleh FBI.

Selama bertahun-tahun Karen mendengar kisah-kisah kejahatan mafia dengan kekerasannya, terutama setelah bos mafia lain Paul Castellano dibunuh pada 1985.

Karen tidak naif, sebagian dari dirinya menduga ayahnya juga terlibat atas kejadian itu karena ayahnya ada di tempat kejadian, dan menghilang dua minggu setelahnya.

Kadang-kadang Karen memergoki ayahnya duduk termenung di kegelapan, saat Karen menghampirinya mereka akan mengobrol dan tertawa seperti tidak terjadi ada apa-apa.

BACA JUGA:Makan Malam Paling Mengerikan, Pria Alami Gangguan Mental dan Bunuh Diri Setelah Makan Malam

Itu hanya cara mereka mengalihkan perhatian atas hal-hal yang tidak bisa mereka bicarakan.

Karen hanya berpikir ayahnya melindungi keluarganya, dia tidak ingin keluarganya tahu tentang karakternya yang lain.

Cerita berubah saat Karen berusia 19 tahun, FBI mulai mendekati ayahnya.

Salvatore mulai membuat kesepakatan dengan FBI untuk menyerahkan diri dan bersedia mebantu untuk menangkap anggota mafia kelas atas lainnya.

Imbalannya, Salvatore akan dikenakan hukuman yang lebih pendek atas kejahatannya.

Karen merasa dikhianati oleh ayahnya sendiri dengan semua kejahatan yang dia lakukan.

Karen serta ibu dan saudara laki-lakinya pun harus terkurung dalam rumah perlindungan saksi.

Butuh waktu bagi Karen untuk memaafkan apa yang dilakukan oleh ayahnya.

Tapi kini, ketika Karen telah memiliki seorang putri, dia mengerti bagaimana ayahnya mencoba melindungi keluarganya menggunakan satu-satunya kekuatan yang dia miliki.

Ketika beberapa orang bertanya apakah Karen benci menjadi putri dari seorang mafia?

Awalnya Karen mengatakan ya, tapi kini dia telah menerima apa yang terjadi di hidupnya.

Karen tidak membenarkan kekerasan yang dilakukan sang ayah, tapi dia juga tidak bisa mengubah masa lalunya.

BACA JUGA: Minumlah Air Putih Sebelum Sikat Gigi di Pagi Hari, Ini Empat Alasannya!