Penulis
Intisari-online.com - Bagaikan superhero di dunia nyata saat ini petugas medis adalah orang yang palingberjasa di garda terdepan dalam melawan virus corona.
Namun, tak sedikit dari mereka yang nasibnya justru memperihatinkan, seperti halnya kisahbeberapa perawat di Indonesia ini.
Dari menjadi pejuang di garis depan, pertaruhkan nyawa, hingga postif terinfeksi virus corona ternyata gajinya tidak seberapa dibandingkan pengorbanannya.
Mengutip Tribunnews, Senin (30/3/2020), perawat yang tak disebutkan namanya ini dikabarkan salah satu yang terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Awas, 3 Hal Ini Bisa Jadi Sumber Penularan Virus Corona, Salah Satunya Uang Cash!
Kabar baiknya kondisinya sudah membaik dan diizinkan pulang, namun tetap diminta menjaga jarak aman.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun juga sudah menghubunginya melalui sambungan telepon Sabtu (28/3).
Melalui sambungan telepon itu dia mengatakan, sangat merindukan anaknya yang berusia 2 tahun.
Sejak dia dinyatakan positif Covid-19 belum berjumpa dengan anaknya sama sekali.
Hal itu karena dia harus menjalani masa karantina, agar tidak menularkan kepada orang sekitarnya.
"Anak saya dua tahun pak, sejak saya dinyatakan positif dan dikarantina, saya belum berjumpa dengan anak saya," katanya pada Ganjar.
Untuk menebus rasa rindunya dia hanya bisa menghubunginya melalui video call.
Namun dia tidak tahan dan rindu dengan anaknya untuk segera memeluknya andaikan bisa bertemu dalam kondisi sehat.
Terlebih setiap kali ditelepon anaknya selalu menanyakan kapan dia akan pulang.
"Anak saya titipka di rumah mertia di Magelang, suami kerja di Jakarta, saat video call anak sering tanya, 'kapan mama pulang?' saya hanya bisa menjawab 'mama masih kerja'. Dia tahunya saya masih kerja," katanya.
Kepada Ganjar dia mengatakan tertular virus corona karena tengah menangani pasien di rumah sakit tempatnya bekerja.
Saat itu kebetulan antrean rumah sakit cukup panjang dan banyak jadi tidak siap untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Petugas medis di ruang IGD juga tidak dibekali dengan APD pada saat itu.
Dia dinyatakan positif setelah mengalami demam dan sesak napas, saat dilakuka tracking ternyata salah satu pasiennya diketahui postif Covid-19.
Sementara itu di tempat lain seorang perawat di Nusa Indah RSUP Denpasar, yang menangani pasien Covid-19 mengeluhkan pendapatannya gajinya yang dibawah UMR.
Awalnya dia hanya mendapatkan gaji Rp780 ribu setiap bulannya, namun pada Februari lalu sudah naik menjadi Rp1.280.000 itupun masih dibawah UMR setempat.
Dia menambahkan bahwa setiap rumah sakit di daerah Bali umumnya gaji pokoknya sudah di atas UMR.
Bahkan selama merawat pasien dengan kasus corona positif dia tidak pernah mendapatkan insentif baik dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali maupun Kementerian Keseahatan.