Find Us On Social Media :

Penggali Kubur Takut Lalu Kabur hingga Ditolak Ambulans, Bupati Sidoarjo Kesulitan Makamkan Pasien Corona: 'Saya Sampai Kejar ke Rumahnya'

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 28 Maret 2020 | 11:41 WIB

Prosesi emakaman korban covid-19

Intisari-Online.com - Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin membagikan pengalamannya kesulitan memakamkan pasien meninggal karena Covid-19.

Pasien tersebut meninggal dunia setelah dinyatakan positif corona, Kamis (26/3/2020) pagi.

Namun, alih-alih mendapatkan bantuan untuk mengurusi pasien tersebut ke peristirahatan terakhir, Nur Ahmad justru menemui hambatan.

Tukang gali kubur yang seharusnya menguburkan pasien tersebut justru kabur dan memilih pulang ke rumah karena ketakutan.

Baca Juga: Jangan Sampai Terlambat Kenali Tanda dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak-anak yang Mirip dengan Flu Biasa

1. Bagaimana kisahnya?

Hari itu, Kamis (26/3/2020) pagi, seorang pasien positif corona di Sidoarjo meninggal dunia.

Sesuai SOP pemakaman pasien corona harus dilapisi plastik, ditutup peti, kemudian dikubur dalam kurun waktu tak lebih dari 4 jam.

Baca Juga: Kepergok Warga Sedang Melakukan Hubungan Intim di Sebuah Sumur, Kakak-Beradik Bikin Heboh Tana Toraja, Ini Risiko Mengerikan Inses

Namun, kesulitan justru ditemui Bupati Sidoarjo Nur Ahmad tatkala hendak menguburkan jenazah.

2. Penggali Kubur Kabur

Lubang makam, kata Nur Ahmad memang sudah disediakan oleh tiga penggali kubur pada Kamis dini hari.

"Tapi setelah itu ditinggal karena takut.

Baca Juga: Sederet Kebijakan Jokowi yang Harus Anda Ketahui Ini Jadi Kabar Baik bagi Masyarakat di Tengah Meluasnya Virus Corona, Apa Saja?

Saya sampai kejar ke rumahnya.

Saya yakinkan dan saya beri alat pelindung diri," terangnya dilansir dari Kompas.com.

3. Prosesi Pemakaman Dilakukan Dini Hari

Pemakaman dilakukan sesuai SOP pemakaman korban Covid-19, seperti jenazah dilapisi plastik dan ditutup peti.

Baca Juga: Sempat Liburan ke Bali, Ini Kronologi Pemain Persib Positif Corona

Sementara, petugas pemakaman menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

4. Sopir Ambulans Menolak

Nur Ahmad mengatakan, bukan hanya penggali kubur yang menolak memakamkan korban Covid-19, sopir ambulans juga menolak saat diminta mengantar jenazah ke area pemakaman.

"Karena halangan-halangan itulah, jenazah waktu pemakaman jenazah akhirnya molor. Padahal jenazah harusnya dimakamkan tidak lebih dari empat jam setelah dinyatakan meninggal," ujarnya.

Baca Juga: Selalu Tampil Necis dan Parlente, Selain Sebagai Simbol Perjuangan, Ada Alasan Khusus Ini Mengapa Bung Karno Pakai Peci Selalu Miring

5. Videonya Viral

Sebelumnya diberitakan, Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin mengunggah proses pemakaman warga yang meninggal akibat Covid-19 Kamis (26/3/2020) pagi, melalui Facebook.

Video tersebut viral, hingga pukul 16.40 WIB, video berdurasi lebih dari 3 menit itu sudah dilihat 6.341 kali, 203 kali dibagikan, dan menuai 119 komentar.

Baca Juga: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Positif Covid-19, Ternyata Saudara Ipar yang Tengah Hamil pun Terinfeksi, Ini 8 Hal Seputar Wanita Hamil dan Virus Corona

Dalam video tersebut, Nur Ahmad Syaifuddin ikut terlibat dalam proses penguburan bersama 4 orang lainnya dengan mengenakan alat pelindung diri.

Penguburan dilakukan pagi buta pukul 03.40 WIB dengan bantuan penerangan lampu mobil di sebuah kompleks pemakaman di Desa Praloyo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

Dalam keterangan video tersebut, dia menyebut bahwa pasien yang meninggal adalah pasien beridentitas di Kota Surabaya, tapi dirawat dan berdomisili di Sidoarjo.

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Bupati Sidoarjo Kesulitan Makamkan Pasien Corona, Penggali Kubur Takut Lalu Kabur, Ambulans Menolak