Find Us On Social Media :

Menjadi Satu-satunya Benua di Dunia yang Minim Kasus Virus Corona, Begini Jadinya Jika Sampai Wabah Ini Menyerang Afrika, Ilmuwan Sebut Bisa Menjadi Malapetaka

By Afif Khoirul M, Rabu, 25 Maret 2020 | 17:01 WIB

Ilustrasi-wabah virus corona di Afrika.

Intisari-online.com - Hampir seluruh dunia dan negara-negara besar mengalami kekalutan akibat wabah virus corona.

Hingga saat ini belum ditemukan solusi untuk mencegah penyakit ini, padahal dampaknya begitu masiv.

Di tengah kekhawatiran dari seluruh dunia, seperti Amerika, Asia Hingga Eropa ada satu benua yang minim dengan kasus virus corona.

Benua tersebut adalah Afrika.

Baca Juga: Kabar Buruk Didapatkan Pasangan Pengantin Baru Ini, Puluhan Tamu Undangan yang Hadir di Resepsi Pernikahan Mereka Positif Terinfeksi Corona: 'Orang-orang Menyalahkan Kami'

Benua hitam ini tercatat memiliki presentase terendah dari semua benua dalam kasus Covid-19.

Melansir Daily Mirror pada Rabu (25/3/2020), jumlah total kasus di Afrika hanya 1.000 sebagian kecil dari total global.

Meski demikian, dunia justru mengkhawatirkan kawasan Afrika karena situasinya yang justru lebih berbahaya daripada negara-negara lain.

Banyak organisasi dunia menyebut, jika virus corona sampai mewabah di Afrika ini akan menyebabkan guncangan besar bagi dunia.

Baca Juga: Pemandangan Menyedihkan Pasien Terpaksa Menunggu di Lantai dan Berdesak-desakan, Karena Rumah Sakit Penuh dengan Pasien Virus Corona

Badan-badan bantuan juga mengkhawatirkan penyebaran Covid-19 di Benua Hitam menjadi tidak terkendali, dan menyebabkan bencana besar.

Hal itu dikarenakan, dua dari lima orang Afrika tidak memiliki tempat cuci tangan di rumah.

Jutaan orang juga dilaporkan hidup dalam kodisi yang tidak sehat.

Para ahli khawatir, jika sampai Covid-19 menyerang negara-negara termiskin di dunia yang berada di Afrika ditakutkan wabah ini tidak akan pernah bisa hilang.

 

Pada Senin (23/3) Water Aid mengungkapkan, tiga seperempat keluarga di negara Afrika tidak memiliki akses mencuci tangan dengan sabun dan air.

Di Liberia misalnya, yang merupakan pusat Epidemi Ebola 2014, 97% penduduknya masih tidak memiliki fasilitas cuci tangan.

Baca Juga: Kini Sembuh dari Covid-19, Begini Cerita Dokter RSUD dr Soetomo yang Terinfeksi Gara-gara Lewati Pasien Positif yang Batuk

Angka-angka menunjukkan bahwa lebih dari empat perlima negara di Afrika hidup dalam kondisi yang tidak higienis, termasuk di negara seperti Kamerun, Kongo, Lesotho, dan Rwanda.

"Sangat jelas bahwa di Afrika dan sebagian besar Asia kita harus sangat takut dengan apa yang terjadi," kata kepala Eksekutif Water Aid, Tim Wainwright.

"Krisis virus corona, menunjukkan betapa rapuhnya dunia saat ini," imbuhnya.

PBB kini meluncurkan tanggapan kemanusiaan global, ke negara-negara berkembang untuk mengambil langkah mendesak di Eropa, Asia dan Amerika.

Pejabat Senior beserta Sekjen PBB diharapkan dunia membuat rencana universal, jika krisis ini bertahan selama betahun-tahun.

Hingga saat ini ada 41 dari 53 negara di Afrika yang terinfeksi virus corona.

Namun, angka yang dialaporkan masih sangat kecil dan masih bisa dikendalikan.

Baca Juga: Negaranya Babak Belur Akibat Covid-19, Iran Marah Besar Pada Amerika Serikat, 'Hari Ini Musuh Iran Paling Menyeramkan Adalah AS'

Jumlah totalnya ada 1.000 sebagian kecil dari global, ketimbang penyebaran yang eksplosif di Eropa saat ini.

Tetapi di Afrika situasinya lebih memprihatinkan, di daerah kumuh yang padat dengan kamp-kamp tempat tinggal tidak ada kesempatan untuk mengisolasi diri.

Jarak isolasi sangat sulit dilakukan di tempat seperti itu.

"Tidak banyak negara Afrika yang melaporkan Covid-19, namun sistem kesehatan mereka sangat rapuh, jutaan orang kesulitan untuk mencuci tangan," katanya.

"Ini membuatnya akan sangat mudah menyebar dan sangat sulit untuk diobati," imbuh Wainwright