Penulis
Intisari-Online.com -Awalnya tentara Gurkha merupakan pejuang tradisional yang bertempur demi kerajaan Nepal.
Namun dalam perkembangan sejarahnya karena prajurit Gurkha ternyata memiliki kelebihan khusus, mereka direkrut Inggris sebagai tentara bayaran dan dinamai Regiment Gurkha Rifle (RGR).
Hingga era modern, pasukan Gurkha tetap setia mengabdi kepada Inggris dan siap ditugaskan di medan perang mana pun.
Bahkan pada saat ini, oleh pemerintah Kerajaan Inggris mereka masih diposisikan sebagai tentara legiun asing, yang hanya dibayar saat sedang berdinas.\
Namun demikian, ketika memasuki purna tugas mereka tetap mendapat uang pensiun.
Selain itu, dalam hirarki militer Inggris, RGR juga memiliki kekhususan yakni dikomandani oleh Gurkha dan memiliki sistem kepangkatan tersendiri.
Gurkha yang sudah pensiun banyak juga yang direkrut sebagai tentara bayaran dan biasanya yang merekrut adalah perusahaan-perusahaan security yang beroperasi di Inggris.
Meskipun telah bersumpah untuk mengabdi kepada Ratu Inggris, Gurha tetap merasa sebagai orang Nepal dan loyal kepada sistem monarki Nepal.
Baca juga:Swiss Guard, Pasukan Pengawal Paus yang Mirip Gurkha Tapi Bersenjata dan Lebih Mengerikan
Sebagai pasukan tempur yang menjadi andalan Kerajaan Inggris, RGR mempunyai banyak kemampuan seperti layaknya pasukan khusus standard dunia lainnya.
Karena berasal dari daerah pegunungan, mereka menjadi andalan Inggris untuk bertempur di hutan dan gunung.
Salah satu kemampuan istimewa yang membedakan Gurkha dengan pasukan elit lainnya adalah dalam cara penggunaan pisau Kukri.
Jika sudah mencabut pisau Kukrinya karena sudah kehabisan peluru, seorang prajurit Gurkha bisa mengamuk seperti harimau terluka yang harus darah.
Sebelum akhirnya dirinya roboh oleh terjangan berondongan peluru musuh.
Kehadiran Gurkha dalam sebuah kawasan yang sedang dilanda konflik biasanya mengundang perhatian sendiri.
Maklum keberanian prajurit Gurkha di medan tempur sudah dikenal di mana-mana.
Selain dikenal sebagai pasukan yang menakutkandan efek untuk menakut-nakuti lawan (shock therapy) itu memang sengaja ditunjukkan melalui pisau Kurkinya yang berukuran raksasa.
Pasukan Gurkha juga dikenal sebagai tentara yang periang. Jika sedang bertugas dan bertemu anak-anak mereka tak segan-segan membagi permen atau cokelat.
Dalam situasi apapun mereka bisa bergurau dan tampil ramah. Namun ketika bertempur, mereka mampu menunjukkan loyalitas dan disiplin tinggi.
Berprofesi sebagai tentara merupakan kebanggaan tersendiri bagi seorang Gurkha. Sebab profesi ini membuat mereka mempunyai gaji dan bisa berpergian ke daerah yang jauh secara gratis.
Kultur Nepal dan agama yang mereka anut, Hindu campur Budha ternyata sangat berpengaruh dalam kehidupan militer.
Misalnya, pasukan Gurkha selalu mengadakan upacara religius tersendiri setiap akan bertugas dan untuk upacara religius itu mereka bisa bersikeras memintanya.
Sebagai contoh, ketika raja Nepal, Birendra, terbunuh oleh konflik keluarga sendiri, seluruh pasukan Gurkha di Inggris mengadakan upacara untuk menunjukkan rasa duka dan cinta kepada keluarga Raja dengan cara menaruh bunga di senjatanya masing-masing.
Bunga-bunga itu lalu dikumpulkan melalui ritual tertentu.
Sesuai keyakinan yang dianutnya, Gurkha pantang makan daging binatang, kecuali dalam keadaan sangat terpaksa, itu pun melalui ritual tertentu.
Oleh karenanya saat berada di hutan, mereka lebih suka makan buah dan daun-daunan.
Secara umum, Inggris mengincar personel Gurkha untuk pasukan infanteri mengingat mereka memiliki daya tahan fisik yang sangat tangguh dan kuat berjalan.
Kemampuan alami ini mereka peroleh berkat kebiasaan membawa beban berat naik turun pegunungan Himalaya.
Orang-orang Gurkha bahkan dikenal sebagai porter para pendaki gunung yang paling tangguh, jauh sebelum tentara Inggris mengenal mereka.
Karena yang dibutuhkan Inggris adalah pasukan Gurkha yang memiliki banyak kemampuan, mereka pun kemudian terbagi dalam unit-unit yang mempunyai kemampuan khusus.
Seperti kemampuan airborne (Gurkha Parachute Units!), kemampuan teknik (The Queen’s Gurkha Enginers), komunikasi (The Queen’s Gurkha Signals), transport (The Gurkha Transport Regiment) dan lainnya.
Berkat kemampuan khusus yang dimiliki, dalam setiap operasi tempur Gurkha biasanya bertugas bersama pasukan elit Inggris, SAS.
Gurkha Parachute Units sudah terbentuk sejak lama dan memiliki dua batalion yakni 153 Gurkha Parachute Battalion.
Sewaktu PD II unit ini digabungkan menjadi The 2nd Indian Airborne Division dan terlibat pertempuran seru melawan Jepang di kawasan Malaya.
Selain kemampuan bertempur lewat udara, unit ini juga mempunyai kemampuan mencari jejak, medis, support senjata, SAR, dan komando.
Agar kemampuan Parachute unit tetap prima mereka mendapat latihan rutin kendati sedang dalam kondisi tidak perang.
Pasukan Gurkha yang berada dalam batalion teknik, komunikasi dan transport merupakan pendukung bagi pasukan infanteri maupun airborne yang sedang bertugas.
Dukungan yang diberikan tak hanya mencakup unsur logistik, komunikasi dan pengangkut pasukan saja, tapi juga tempur.
Oleh karena itu, dalam setiap pertempuran, ketika pasukan infanteri dan airborne sudah turun ke gelanggang, Gurkha lainnya siap memberikan dukungan berupa tembakan artileri, antitank dan antipesawat.
Dengan demikian jika sudah terjun ke medan tempur, unit-unit Gurkha bisa bertempur bahu membahu dengan unit non-Gurkha lainnya dan bukan hanya berfungsi sebagai ujung tombak saja.