Mengaku Sebagai Negara Terkuat Hadapi Virus Corona, Hingga Jarang Tersorot Media, Begini Situasi Rusia di Tengah Pandemi Covid-19

Afif Khoirul M

Penulis

Intisari-online.com - Kasus virus corona memang menyebabkan kegemparan di seluruh dunia.

Banyak negara-negara besar seperti Amerika, Inggris, hingga China kalut menghadapai wabah yang tak ada hentinya ini.

Namun, ada satu negara besar dan perkasa yang sangat sedikit tersorot karena dampak virus corona.

Negara tersebut adalah Rusia!

Baca Juga: Membatalkan Acara Pertemuan dan Lakukan 'Social Distancing' Dapat Memperlambat Pandemi Virus Corona dan Selamatkan Orang Tersayang, Yuk Kompak!

Mengutip Foreign Policy pada Rabu (18/3/2020), Pejabar Rusia sempat mengemukanan keberhasilan mereka dalam menangkal serangan virus corona.

Ketika pandemi yang menyebabkan lebih dari 8.000 orang meninggal di seluruh dunia, Rusia menjadi negara besar yang tenang dan bahkan seperti tidak peduli dengan wabah ini.

Kehidupan di Rusia berlanjut, seperti pada umumnya toko-toko buka, tempat kerja, sekolah dan semuanya masih beroperasi dengan normal.

Sementara wabah negara berpenduduk sekitar 145 juta ini memiliki rasio sangat rendah tertular dengan hanya satu kematian sampai detik ini.

Baca Juga: Warga Rasakan Gelagat Aneh hingga Korban Tinggalkan Wasiat, Ini Fakta-fakta Pria Surabaya yang Tewas Tersambar Kereta Api dan Diduga Bunuh Diri

Namun, citra Rusia sebagai negara paling perkasa dari wabah virus corona itu tampaknya mulai sedikit tumbang.

Saat ini Rusia sudah mulai merasa waspada mereka menutup perbatasan, mengurangi jumlah penerbangan, hingga menutup sekolah.

Ahli medis juga mulai mempertanyakan statistik virus corona dan kemanjuran pemerintah dalam menangkalnya.

Jika ruang lingkup sebenarnya ternyata lebih tinggi daripada yang ditunjukkan dalam statistik resmi, berarti Pemerintah Rusia telah gagal dalam memperlambat pandemi.

Hal itu akan berimbas pada melemahnya ekonomi, dan memunculkan krisis nasional baru.

"Karena pemerintah sekarang memahami, bahwa infeksi dapat melonjak dengan cepat, langkah baru diperlukan untuk mengatasi banyak hal dengan cepat," ujar Alexander Gubuev, seorang rekan senior di Carnegie Moskow Center.

"Kekhawatiran utama adalah, bahwa sistem medis tidak memiliki kapasitas menangani lonjakan dalam kasus ini," imbuhnya.

Baca Juga: Dulu Sesumbar Pergi Ke Diskotik Ingin Sebarkan Virus Corona, Sekarang Beginilah Nasib Tragis Pria Penyebar Virus Corona Tersebut

Sementara pada Selasa lalu (17/3) Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan tur ke pusat informasi virus corona di Moskow.

Tujuannya untuk mengumpulkan sumber daya teknologi tinggi, termasuk kamera pengintai, dan kecerdasan buatan untuk memantau media sosial.

Memantau informasi penyebaran virus dan mulai melakukan karantina yang dibutuhkan.

Sementara itu ketakutan akibat pandemi Covid-19 sudah mulai terasa di Rusia, di kota-kota besar misalnya, orang-orang sudah mulai menimbun barang.

Namun, Putin menegaskan bahwa situasi di Rusia masih terkendali.

"Kami masih mampu menahan penetrasi masa," jelas Vladimir Putin dalam pertemuan pemerintah di Moskow.

Terlepas dari jaminan kepada publik, Rusia meningkatkan pertahanan dengan mengkaranntina warga asing, melarang orang asing masuk hingga 1 Mei, dalam upaya memperlambat penyebaran virus corona.

Baca Juga: Konon Ada yang Pernah Menjadi Tempat Pembantaian, Inilah 5 Stasiun Kereta Api Paling Seram di Dunia, Ingin Berkunjung ke Sana?

Namun, bukti lain yang cukup mencengangkan diterbitkan oleh RBC, sebuah suarat kabar bisnis di Rusia mengatakan terjadi peningkatan 37 persen dari kasus sebelumnya.

Bahwa ada penyebaran besar yang disembunyikan oleh Rusia, diajukan oleh Doctor's Alliance sebuah persatuan profesional medis.

Menyebutkan bahwa jumlah yang terinfeksi mencapai ribuan, tetapi kasus ini dilabeli dengan pneumonia, sementara organisasi itu menyebut kurangnya alat perlindungan rumah sakit.

Angka kecil untuk kasus virus corona adalah respon pemerintah yang bisu dengan alasan ekonomi, politik dan praktis dalam negeri.

Sementara pengujian virus corona di Rusia dimonopoli oleh sebuah lab di Siberia, Novosibrsk, 2.000 mill dari Moskow, pengujian juga diawasi dengan ketat.

Artikel Terkait