Penulis
Intisari-online.com - Beberapa waktu lalu, ilmuwan ungkapkan golongan darah ternyata berpengaruh terhadap penularan virus corona.
Menurut Daily Express, peneliti ungkap orang dengan golongan darah A lebih mudah tertular virus corona.
Sementara orang dengan golongan darah O memiliki resistensi lebih baik untuk melawan virus corona.
Hal itu membuat spekulasi beberapa orang yang diyatakan kebal terhadap infeksi virus corona, dalam arti dia memiliki imun lebih baik daripada lainnya.
Lantas benarkah, orang dengan golongan darah O disebut 'kebal' terhadap virus corona?
Menurut sebuah penelitian, dari 2.000 sampel pasien virus corona, ditemukan hampir sebagian besar memiliki golongan darah A.
Hal itu disampaikan oleh Wang Xinghuan, ahli medis dari Zhongnan Hospital of Wuhan University.
Xinghuan mengatakan, "pemilik golongan darah A perlu lebih kuat mencari perlindungan imunitas, untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi virus corona."
Menurutnya orang dengan golongan darah A memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi dan gejalanya lebih parah.
Dia juga menambahkan, "Orang yang bergolongan darah A perlu mendapatkan pengawasan, lebih jika terinfeksi virus corona."
Sementara bagaimana kesan 'kebal' virus corona yang lebih condong bagi orang yang bergolongan darah O ?
Xinghuan mengatakan, golongan darah O memang lebih rendah memiliki risiko terkena virus corona.
Lantas mengapa demikian?
"Golongan darah O lebih rendah terinfeksi virus corona, dibandingkan pemilik darah lain," jelas penelitian di Medrvix.org.
Namun, bukan berarti mereka benar-benar kebal, dari virus corona.
"Pemiliki golongan darah O masih harus mengikuti anjuran, seperti cuci tangan, dan mengikuti anjuran yang berlaku untuk menjaga diri dari infeksi Covid-19," ujar peneliti.
Sementara, dalam penelitian yang diterbitkan lembaga penelitian dan pendidikan, Cold Spring Harbour Laboratory di New York AS, mengungkap fakta yang sama.
Golongan darah O memiliki resistensi lebih baik daripada golongan darah lain.
Dari 206 pasien yang meninggal karena Covid-19 di Wuhan, 85 di antaranya mempunyai golongan darah A.
Jumlah itu sekitar 63% pasien meninggal dengan golongan darah A, sedangkan golongan darah O hanya 52 orang.
Studi ini dilakukan oleh ilmuwan dan dokter dari kota-kota di seluruh China, termasuk Beijing, Wuhan, Shanghai dan Shenzen.
Penulis juga mengingatkan, bahwa mungkin ada risiko dalam menggunakan penelitian ini untuk praktik klinis di lapangan.
Sementara sejauh ini sudah banyak yang mengungkapkan penelitian ini, namun ilmuwan masih terus mengkaji hasil temuan ini.