Find Us On Social Media :

China dan AS Berlomba-lomba dalam Produksi Vaksin Corona, Siapa yang Lebih Unggul?

By Tatik Ariyani, Kamis, 19 Maret 2020 | 06:30 WIB

Ilustrasi vaksin.

Intisari-Online.com - Perlombaan untuk mengembangkan vaksin virus corona sedang berlangsung.

Amerika Serikat sudah memulai uji klinis sementara China sudah selangkah tertinggal.

Seperti diberitakan South China Morning Post, pada hari Selasa, produsen vaksin CanSino Biologics di Tianjin, China mengatakan mereka sedang mencari sukarelawan untuk mengambil bagian dalam percobaan klinis selama enam bulan dari perawatan yang telah dikembangkan bersama dengan Akademi Ilmu Kedokteran Militer.

"Vaksin ini tidak mengandung zat-zat infeksius, sangat aman dan stabil, dan hanya membutuhkan satu inokulasi," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Hubei dalam pengumumannya untuk mencari sukarelawan.

Baca Juga: Beras 10 Kg, Gula 2 Kg, Ini Batas Jumlah Maksimal Bahan-bahan Kebutuhan Pokok yang Bisa Anda Beli, Pengusaha Turut Diperingatkan!

Pengumuman ini datang sehari setelah peserta pertama memulai uji coba fase I untuk vaksin eksperimental yang didanai oleh Institut Kesehatan Nasional AS dan dikembangkan oleh startup biotek Moderna.

Perusahaan ini menggunakan teknologi messenger ribonucleic acid (mRNA) yang menyalin kode genetik virus dan bukan virus sebenarnya.

Hingga saat ini, belum ada vaksin mRNA yang disetujui untuk manusia.

Kandidat vaksin mRNA China sendiri, yang dikembangkan bersama oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Universitas Tongji dan Stermina di Shanghai, sedang menjalani uji coba hewan dan diperkirakan akan memasuki frase klinis pada pertengahan April.

Baca Juga: Jadi Negara Asal Corona, di China Saat Ini Hanya Ada Satu Kasus Lokal Baru Corona, Sedang Kasus Lainnya Justru Berasal dari Luar Negeri