Penulis
Intisari-online.com - Sejauh ini wabah virus corona menjadi ancaman nomor satu umat manusia dari seluruh dunia.
Hingga saat ini belum ditemukan solusinya, namun Israel beberapa hari lalu mengumumkan telah menemukan vaksin dan siap diumumkan dalam beberapa hari ke depan.
Sementara itu, di China pusat virus tersebut berkembang justru mengalami penurunan dalam jumlah yang semakin baik.
Namun, kabar buruknya beberapa negara mengalami peningkatan, seperti di Italia dengan jumlah kematian di atas 1.500 orang dan beberapa negara seperti Inggris, Spanyol, Iran juga dalam kondisi mengkhawatirkan.
Baca Juga: Ada Kecelakaan Truk di Tol JORR: Ini Penyebab Seringnya Kecelakaan Truk di Jalan Tol
Lalu Indonesia, negara yang selama ini aman juga sudah mulai menjadi korban virus corona, 117 orang dinyatakan positif virus corona, 8 di antaranya pulih dan 5 lainnya meninggal dunia.
Di Asia Tenggara Malaysia menjadi negara terparah terkena dampak virus corona, jumlah pasien yang positif virus corona berada di angka lebih dari 400 orang.
Lantas bagaimana cara mengentikan laju virus corona ini?
Mengutip Business Insider malalui Tribunnews, ilmuwan ungkap 3 skenario untuk mengakhir virus corona.
1. Kemungkinan virus corona tak akan pernah hilang
Menurut peneliti di WHO, rata-rata orang yang terkena virus Corona menularkannya ke 1-2 orang lainnya.
Virus Corona telahditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Ada penyebaran berkelanjutan dari manusia ke manusia sekarang, sebagian besar di Cina," kata Amesh Adalja, seorang ahli penyakit menular di Johns Hopkins’ Center for Health Security.
Adalja menyebut, virus Corona baru atauCovid-19 merupakan pandemi ringan.
Sementara itu, empat virus Corona lainnya OC43, 229E, HKU1, dan NL63 bersifat endemik.
Itu berarti, mereka dapat bertahan secara permanen pada populasi global.
Virus Corona dapat menyebabkan flu hingga pneumonia dan kematian, meskipun kasusnya jarang terjadi.
Meskipun begitu, virus Corona baru bisa bersifat endemik jika terus menyebar.
"Kita harus siap jika virus Corona baru bisa menjadi virus kelima yang endemik," ujarnya.
Itu berarti, wabah ini tidak akan pernah benar-benar berakhir.
Namun, Adalja memiliki pandangan lain jika virus Corona tidak benar-benar hilang.
Ia berpendapat, virus Corona tidak akan hilang, tetapi menjadi penyakit musiman atau memiliki risiko yang lebih ringan.
Dalam hal ini, Covid-19 dapat hilang pada musim panas.
Namun, virus tersebut akan kembali pada musim gugur dan musim dingin setiap tahun.
"Jika Anda melihat lintasan virus dan bagaimana penyebarannya di masyarakat, ditambah dengan fakta bahwa kita berurusan dengan virus Corona setiap tahun ketika musim dingin, faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa virus ini menjadi virus musiman," kata Adalja.
Adalja menambahkan, keempat virus Corona lainnya juga bersifat musiman.
Oleh karena itu, virus Corona baru memiliki kemungkinan untuk mereda usai musim semi dan memasuki musim panas.
Ahli epidemiologi di Columbia University, Stephen Morse, mengungkapkan hal sama kemungkinan bahwa virus Corona akan menjadi lebih ringan dan mirip dengan empat virus pendahulunya.
Namun, Morse berkata, dia akan terkejut jika itu terjadi.
"Saya tidak cukup optimis untuk berpikir bahwa virus yang satu ini akan seperti yang lainnya (empat virus Corona sebelumnya)," ujar Morse.
"Mungkin itu bisa terjadi, tetapi itu akan memakan waktu," imbuhnya.
2. Virus ini bisa dikendalikan oleh medis
Covid-19 disebut mirip dengan wabah SARS pada 2003 silam.
Keduanya adalah virus yang dipercaya berasal dari kelelawar.
Selain itu, kedua virus tersebut kemungkinan berasal dari hewan yang ditularkan ke manusia di pasar basah Cina.
Kedua virus memiliki 80 persen kecocokan DNA.
Oleh karena itu, dampak dari wabah Corona baru bisa mirip dengan SARS.
SARS menewaskan 774 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang dari November 2022 hingga Juli 2003.
Namun, wabah ini menghilang pada 2004.
"Para pakar kesehatan masyarakat dan pihak berwenang bekerja keras untuk melacak, mendiagnosis, dan mengisolasi orang yang terkena virus hingga virus menghilang dengan sendirinya," kata Morse.
Morse menyebut, SARS dapat mengilang karena adanya pembatasan melalui karantina, pembatasan untuk bepergian, dan kampanye informasi publik.
Itu merupakan cara yang sama dengan yang dilakukan pemerintah China dan negara-negara lain sekarang.
"Jika upaya-upaya itu menyebabkan jumlah orang yang rentan terhadap virus Corona baru turun di bawah ambang batas tertentu, wabah akan mereda," ujarnya.
Dalam skenario itu, virus akan menghilang dan berakhir seperti Zika atau H1N1.
3. Vaksin virus corona ditemukan
Morse dan Adalja mengatakan, vaksin sangat penting untuk mengendalikan Covid-19.
Vaksin dianggap akan mengurangi jumlah orang yang rentan terhadap virus Corona dan menciptakan 'dinding penghalang' penyebaran lebih lanjut.
Opsi ini dianggap yang paling mungkin bisa mengakhiri wabah.
"Kita perlu bertindak untuk menghentikan penyebaran virus dalam jangka pendek sampai kita mendapatkan vaksin," kata Morse.
Lima perusahaan obat terkemuka Johnson & Johnson, Regeneron Pharmaceuticals, GlaxoSmithKline, Moderna, dan Gilead Science telah mengumumkan rencana untuk meneliti dan menangani virus baru ini.
Beberapa di antaranya sedang mengembangkan vaksin berdasarkan kode genetik virus Corona.
Sementara itu, yang lainnya sedang menguji obat untuk menentukan efektivitas dalam mengobati virus Corona baru.
Membuat vaksin adalah proses yang sulit dan membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Seperti vaksin Ebola, yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk membuatnya.
Namun, Anthony Fauci, direktur pusat penyakit menular di National Institutes of Health, mengatakan bahwa agensinya bekerja sama dengan perusahaan obat Moderna untuk mengembangkan vaksin virus Corona dengan cepat.
"Jika tidak ada kendala, kami akan menerapkan uji coba fase-pertama kepada beberapa orang dalam 2,5 bulan ke depan," ujar Fauci.