Find Us On Social Media :

Berani Menggesek-gesekkan Parang Tajam di Pipi Seorang Presiden Perusahaan Besar, Apa yang Diucapkan Wanita Ini Kemudian Benar-benar Lebih Tajam dari Parang yang Dipegangnya

By Tatik Ariyani, Rabu, 11 Maret 2020 | 14:40 WIB

Tuira Kayapó

Intisari-Online.com - Pada tahun 1989, TV

Tak kapok dengan peristiwa dulu, ia sekali lagi bergerak maju dengan rencana bendungan.

Tuira pun muncul sekali lagi untuk memarahi para industrialis, tetapi pada akhirnya, ia dan orang-orangnya kehilangan daya tarik.

Meskipun ada protes besar-besaran dari penduduk asli yang tinggal di sana, pemerintah terus membangun bendungan Belo Monte.

Pada Desember 2014, pembangunan bendungan dijadwalkan untuk menghambat aliran sungai pada bulan tersebut.

Dan benar saja, air sungai membanjiri banyak daerah di mana Kayapó dan yang lainnya tinggal.

Baca Juga: Berita Hoax dan Kemampuan Literasi Orang Indonesia: Orang Awam Gampang Termakan Hoaks karena Tingkat Literasinya Rendah

Antonio Melo, dari aktivis anti-bendungan Xingu Vivo, mengatakan ini tentang suku-suku asli, “Belo Monte secara bertahap melemahkan mereka. Sangat menyedihkan melihat. Kami telah berjuang bersama selama 30 tahun, tetapi sekarang mereka menyerah pada narkoba, minum dan prostitusi ... bendungan menghasilkan listrik murah, tetapi biaya dibayar di sini dalam perusakan lingkungan dan perusakan kehidupan masyarakat."