Find Us On Social Media :

Jumlah Pasien Virus Corona di Indonesia Bertambah, Ini Fakta Terbaru Virus Corona, Termasuk Lama Waktu Virus Bertahan

By Mentari DP, Rabu, 11 Maret 2020 | 10:20 WIB

Virus Corona.

Intisari-Online.com – Naiknya jumlah pasien virus corona di Indonesia membuat warga lainnya khawatir.

Mereka pun mulai memakai masker dan menjaga kebersihan diri. Terutama area tangan.

Masalahnya virus corona bisa menular  via udara.

Tapi berapa lama virus corona dapat bertahan di udara?

Baca Juga: Pernah Jajah Indonesia Selama 3,5 Abad, Raja Belanda Minta Maaf dan Akui Kemerdekaan Indonesia di Hadapan Presiden Jokowi

Dilansir dari kompas.com pada Rabu (11/3/2020), tim ahli epidemi pemerintah China melakukan penelitian terkait hal ini.

Mereka melakukan penelitian karena jumlah pasien di China merupakan tertinggi di dunia.

Mengingat virus ini berawal dari Wuhan, salah satu kota besar di China.

Apa hasil penelitian tim ahli epidemi ini?

Terntara virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 dapat bertahan di udara selama setidaknya 30 menit.

Virus ini juga dapat melakukan perjalanan hingga 4,5 meter, dua kali lebih jauh dari "jarak aman" yang disebutkan oleh otoritas kesehatan di dunia.

Itulah kesimpulan dari hasil dari penelitan sebuah tim ahli epidemi pemerintah China.

Baca Juga: Jumlah Pasien Virus Corona di Indonesia Capai 27 Orang, Ini 8 Informasi Pasien Tambahan, Kasus Nomor 27 ‘Unik’

Tak hanya itu, peneliti juga menemukan bahwa virus dapat bertahan beberapa hari dipermukaan sesuatu di mana tetesan pernapasan jatuh.

Kondisi ini meningkatkan risiko penularan jika orang-orang yang tidak terkena virus menyentuh permukaan ini dan kemudian menggosok mukanya.

Melansir South China Morning Post (SCMP), lama waktu virus bertahan di suatu permukaan bergantung pada faktor seperti suhu dan jenis permukaan.

Misalnya, pada suhu sekitar 37 derajat celsius, virus dapat bertahan dua hingga tiga hari pada bahan kaca, kain, logam, plastik, atau kertas.

Penemuan ini bertentangan dengan nasihat dari otoritas kesehatan di dunia yang menyarankan orang untuk berjarak aman, yaitu satu hingga dua meter.

Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada kasus wabah pada 22 Januari lalu selama puncak musim perjalanan libur tahun baru Imlek.

Seorang penumpang, yaitu "A", menaiki sebuah bis jarak jauh yang telah dipesan penuh.

"A" sendiri duduk di baris kedua dari belakang.

Penumpang ini telah merasa sakit. Akan tetapi, saat itu, belum ada pengumuman wabah coorna sebagai krisis nasional.

Jadi, "A" tidak menggunakan masker.

Baca Juga: Kasus Pasutri Bunuh Diri dan Tulis Pesan Untuk Anak-anaknya, ‘Di Dompet Bapak Ada Uang Untuk Kepentingan Hari Ini. Maaf, Maaf Ya Nak, Jaga Adikmu’

Begitu pula dengan sebagian besar penumpang hingga supir dalam bus yang berisi 48 tempat duduk tersebut. 

"Dapat dikonfirmasi bahwa dalam lingkungan tertutup dengan pendingin ruangan, jarak penularan dari virus corona baru ini akan melebihi jarak aman yang diketahui," kata peneliti dalam penelitian yang dipublikasikan pada Jurnal Practical Preventive Medicine pada Jumat (6/3/2020) lalu.

Penelitian tersebut juga menggarisbawahi risiko bahwa virus dapat tetap tinggal meskipun pembawa virus telah pergi dari bus.

Menurut para ilmuwan, virus corona dapat bertahan lebih dari lima hari pada feses manusia atau cairan tubuh.

Virus menyebar ke penumpang lain

Ketua penelitian terbaru ini, Hu Shixiong, mengatakan bahwa cuplikan kamera keamanan menunjukkan pasien "A" tidak melakukan interaksi dengan penumpang lainnya.

Namun, saat bus berhenti di kota selanjutnya, virus telah berpindah dari pembawa virus ke tujuh penumpang lainnya.

Pasien yang terinfeksi tidak hanya orang-orang yang duduk relatif dekat dengan "A", tetapi juga beberapa korban yang duduk berjarak 6 baris dengannya, atau sekitar 4,5 meter.

Mereka semua dikonfirmasi positif, termasuk satu penumpang yang tidak menunjukkan gejala apapun.

 

Baca Juga: Kasus Remaja Bunuh Bocah Karena Terinspirasi Film, Ayo Kenali Tanda-tanda Psikopatik pada Anak, Salah Satunya Suka Menyakiti Binatang

Setelah para penumpang keluar, sekelompok orang lainnya menaiki bus sekitar 30 menit kemudian.

Satu penumpang yang duduk di baris depan di sisi lain lorong bus pun terinfeksi. 

Saat penelitian selesai di pertengahan Februari lalu, peneliti menyimpulkan bahwa pasien "A" telah menginfeksi setidaknya 13 orang lainnya. 

Perlu peningkatan kebersihan 

Atas kejadian ini, para peneliti mengusulkan perbaikan sanitasi pada transportasi publik dan menyesuaikan pendingin untuk memaksimalkan volume ketersediaan air segar.

Mereka juga mengatakan bahwa bagian dalam transportasi publik harus dibersihkan dan diberi disinfektan satu atau dua kali sehari, terutama setelah penumpang tiba di terminal.

Namun, seorang dokter di Beijing yang ikut serta dalam diagnosa dan perawatan pasien Covid-19 mengatakan bahwa penelitian ini masih meninggalkan banyak pertanyaan.

Misalnya, penumpang yang duduk di sebelah pembawa virus tidak terinfeksi.

"Pengetahuan kita soal virus ini masih terbatas," katanya sebagaimana dikutip SCMP.

(Vina Fadhrotul Mukaromah)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Terbaru, Berapa Lama Virus Corona Dapat Bertahan di Udara?")

Baca Juga: Video Pria Lompat dari Lantai 7 Mal Medan Viral: Awas, Sebar Video Aksi Bunuh Diri Bisa Buat Anda Dipenjara 6 hingga 12 Tahun