Find Us On Social Media :

Tetap Mengelak Meski Nyaris 200 Tentaranya Tewas Karena Corona, Kim Jong Un Minta Warganya Gunakan Air Garam untuk Mencegah Corona

By Tatik Ariyani, Rabu, 11 Maret 2020 | 08:45 WIB

Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, (ilustrasi) virus corona

Intisari-Online.com - Ratusan tentara Korea Utara dilaporkan meninggal dunia akibat serangan virus corona.

Tak hanya itu, dilaporkan juga ada ribuan tentara lainnya yang dikarantina.

Namun, para pemimpin negara tertutup tersebut tetap berpegang pada narasi resmi bahwa epidemi global belum mencapai mereka.

Menurut Daily NK, sebuah organisasi berita Korea Selatan, virus Covid-19 sudah menewaskan 180 tentara Korut pada Januari dan Februari.

Baca Juga: Jumlah Pasien Virus Corona di Indonesia Capai 27 Orang, Ini 8 Informasi Pasien Tambahan, Kasus Nomor 27 ‘Unik’

Terkait hal itu, Korut juga telah mengirim 3.700 tentara lainnya ke karantina.

Melansir Yonhap News Agency yang didukung pemerintah Korea Selatan, hampir 10.000 orang telah dikarantina karena ketakutan akan virus corona, tetapi hampir 4.000 telah dipulangkan karena mereka tidak menunjukkan gejala.

Namun, sikap pemerintah Korut tidak berubah.

Negara pimpinan Kim Jong Un itu tetap keras kepala dan menolak memberikan informasi yang transparan tentang wabah yang dilaporkan negara itu.

Baca Juga: Kasus Pasutri Bunuh Diri dan Tulis Pesan Untuk Anak-anaknya, ‘Di Dompet Bapak Ada Uang Untuk Kepentingan Hari Ini. Maaf, Maaf Ya Nak, Jaga Adikmu’

"Penyakit menular belum mengalir ke negara kami," kata Rodong Sinmun yang dikendalikan pemerintah Korut pada hari Selasa, menurut Newsweek.

Daily NK mengaitkan informasinya dengan laporan korp medis dari dalam militer Korut.

Rumah sakit yang melayani tentara dari berbagai wilayah diminta untuk memberikan data tentang jumlah tentara dalam perawatan dan yang telah meninggal karena demam tinggi yang dipicu oleh pneumonia, tuberkulosis, asma, dan pilek serta mereka yang berada di karantina.

Para pejabat Korea Utara mengatakan kepada orang-orang di negara itu untuk menggunakan "air asin" untuk mendisinfeksi tangan dan permukaan mereka di rumah dan tempat kerja mereka, lapor Daily NK.

Baca Juga: Dari 27 Kasus Positif Corona di Indonesia, Ada Pasien yang Tak Terlacak Sumber Penularannya, Bahkan Diduga Penularan Lokal

Meski mengelak adanya penyebaran corona di negaranya, Korut pun tetap waspada dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan, meski beberapa di antaranya terkesan 'aneh'.

Dilansir dari Daily NK, Selasa (10/3/20200, pemerintah Korut menekanan pada penggunaan air asin untuk mencegah corona.

Hal itu muncul ketika para pejabat Korea Utara menekankan perlunya masyarakati untuk menerapkan "langkah-langkah pengendalian penyakit khusus" yang disebutkan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama pertemuan diperluas Partai Pekerja Politbiro Korea pada akhir Februari.

Pada pertemuan itu, Kim menekankan perlunya kepatuhan tanpa syarat terhadap "perintah dan kendali Markas Pusat untuk pekerjaan darurat anti-epidemi dan melaksanakan instruksi secara menyeluruh darinya, dan untuk lebih memperketat sistem pelaporan kepada Partai, (termasuk) pengawasan hukum."

Kim juga menyerukan untuk menutup "semua saluran dan ruang di mana penyakit menular dapat menemukan jalannya, dan memperkuat pemeriksaan, tes, dan karantina di bawah sistem kerja dan ketertiban yang sudah ada."

Sumber-sumber Daily NK di Provinsi Hamgyong Selatan telah melaporkan bahwa setelah pertemuan, edukasi harian sedang dilakukan oleh petugas pengontrol penyakit di tempat kerja dan melalui inminban (mirip unit tetangga atau rukun tetangga).

"Mereka telah memberi tahu kami bahwa bulan depan sangat penting (untuk mengendalikan penyebaran virus corona)," kata satu sumber kepada Daily NK.

Baca Juga: Supertasmar, Surat Penting yang Jadi 'Senjata' Soekarno Hadapi Soeharto karena Dianggap 'Melanggar' Wewenang sebagai Pengemban Supersemar

Pejabat pengontrol penyakit Korea Utara di Tanchon, Provinsi Hamgyong Selatan, dilaporkan memberi tahu penduduk bahwa virus corona akan "kehilangan kemampuannya untuk menyebar" begitu cuaca menjadi lebih hangat setelah bulan Maret berlalu.

Sumber di provinsi tersebut juga melaporkan bahwa ketika pekerja lokal meminta produk sterilisasi untuk mendisinfeksi permukaan di tempat kerja mereka, petugas pengontrol penyakit mengatakan kepada mereka untuk hanya menggunakan air yang dicampur dengan garam.

"Pejabat pengontrol penyakit memberi tahu kami bahwa mengonsumsi garam dalam jumlah yang 'cukup' akan membantu bertahan melawan penyebaran penyakit menular, dan garam itu dapat digunakan untuk mendisinfeksi tangan dan mulut," kata satu sumber kepada Daily NK.

Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mempromosikan gagasan bahwa air asin dapat membantu bertahan melawan penyakit menular.

Sumber Daily NK di Provinsi Hamgyong Selatan juga melaporkan bahwa orang -orang di inminban dan di tempat kerja diharuskan untuk segera melaporkan semua kasus demam dan batuk kepada petugas pengontrol penyakit.

Semua kasus yang dilaporkan dikirim ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis dan namanya dimasukkan dalam daftar sehingga mereka dapat diamati dengan cermat terkait gejala.

Daftar itu harus diserahkan kepada komite masyarakat setempat dan kantor polisi pada awal setiap hari kerja, kata sumber itu.

Baca Juga: Jadi Kontroversi Besar dalam Sejarah Indonesia, Inilah Misteri Supersemar: Disebut Alat Kudeta Soeharto hingga Dianggap Blunder Soekarno

"Pejabat pengontrol penyakit telah menekankan bahwa Kim Jong Un kehilangan jam tidur karena mencoba membuat langkah-langkah untuk melawan penyakit dan menyelamatkan rakyatnya," kata sumber itu.

"Mereka telah mengatakan kepada kami untuk menunjukkan rasa terima kasih kami kepadanya dan mengikuti pedoman (yang diturunkan oleh pemerintah)," tambahnya.

Menurut sumber di Provinsi Hamgyong Selatan, pemimpin Korea Utara itu dilaporkan telah memerintahkan bahwa siapa pun yang tidak mematuhi langkah-langkah pengendalian penyakit, termasuk pembatasan perjalanan domestik, akan dianggap bersalah atas pengkhianatan dan dihukum sesuai dengan itu.