Penulis
Intisari-online.com - Pada Minggu (8/3/2020) Pemerintah Indonesia resmi mengumumkan, ada 6 pasien kasus Covid-19 atau virus corona.
"Menambah dua kasus positif, pertama 05 laki-laki 55 tahun, ini adalah hasil laboratorium kita," ujar Achad Yurianto, Jubir pemerintah untuk menangani kasus virus corona.
Sementara selanjutnya, pasien 06 juga diidentifikasi sebagai laki-laki berusia 36 tahun.
Yuri menyebut kasus 6 ini disebut imported case, karena pasien tertular saat berada di tempat kerjanya.
"Imported case yang dia dapat dari Jepang, saat dia kerja sebagai awak kapal Diamond Princess," ujar Yuri.
Kondisi kedua sudah stabil, dan sudah tidak batuk, pilek juga demam.
Seperti diketahui virus corona, mungkin adalah wabah terbesar saat ini terlepas bahwa virus ini memiliki kemungkinan besar untuk disembuhkan.
Namun, kenyataanya menurut Daily Star, pada Senin (9/3/2020), Dokter China yang melakukan otopsi pada korban yang meninggal akibat virus corona.
Baca Juga: Ada 6 Pasien Positif Virus Corona, Begini Klaster Penyebaran Virus Corona di Indonesia
Menemukan bahwa penyakit ini jauh lebih buruk dari yang kita bayangkan sebelumnya.
Tim medis dari Rumah Sakit Zhongnan dari Universitas Wuhan, memperingatkan bahwa virus ini akan menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru dan sistem kekebalan tubuh.
"Pengaruh Covid-19 pada tubuh manusia seperti kombinasi SARS dan AIDS karena merusak paru-paru dan sistem kekbalan tubuh," kata Peng Zhiyong, dokter yang bekerja di dekat pusat penyebaran penyakit kepada Global Times.
Sebelumnyam, juru bicara China, mengatakan dalam Juornal of Forensic Medicine, memperingatkan bahwa meskipun pasien sembuh akan ada konsekuensi serius.
Mereka akan hidup dengan kerusakan paru-paru yang tidak bisa diperbaiki.
Journal itu membuat Dr Peng juga angkat berbicara, berdasarkan makalah oleh Liu Liang, seorang spesialis forensik dari Fakultas Kedokteran Tongji di Universitas Sains dan Teknologi Huangzong.
Menurut Peng, Tim Liu Liang melakukan otopsi sembilan pasien virus corona yang meninggal pada Februari lalu.
"Hasil otopsi yang dibagikan Liu banyak menginspirasi saya," kata Dr Peng.
"Berdasarkan hasil, saya pikir hal yang paling penting, adalah mengambil langkah awal untuk melindungi paru-paru," katanya.
"Karena pasien akan mengalami fibrosis yang tidak dapat disembuhkan," jelasnya.
Fibrosis paru adalah jaringan perut permanen pada jaringan paru-paru yang membuat pasien sesak napas kronis.
Penelitian itu menggambarkan dari seorang korban 85 tahun yang menderita penyakit yang menyebabkan kerusakan nyata pada paru-paru.
Baca Juga: Rasakan Sakit di Punggung Bawah, Wanita ini Rupanya Idap Penyakit Langka
Menurut, Global Times, menyebut pasien memiliki perubahan patologis yang sama dengan SARS atau MERS.
Sementara studi The Lancet memeriksa CT Scan dari 81 pasien virus corona di wuhan menemukan perkembangan fibrosis.
Hal itu muncul setelah ilmuwan China memperingatkan bahwa virus ini telah bermutasi menjadi dua jenis yang lebih agresif.
Dalam studi baru diterbitkan di National Science Review, peneliti menyebutkan bahwa kini Covid-19, berkembang menjadi dua tipe berbeda.