Kisah Pasien Corona di Wuhan yang Meninggal Dunia Setelah Dinyatakan Sembuh: Bisakah Pasien yang Sembuh Terinfeksi Lagi?

Mentari DP

Penulis

Pasien bernama Li Liang (36) dikabarkan meninggal dunia gagal pernapasan di Wuhan, China. Penyebab langsungnya adalah Covid-19.

Intisari-Online.com – Korban jiwa akibat virus corona bertambah lagi.

Kali ini, pasien bernama Li Liang (36) dikabarkan meninggal dunia gagal pernapasan di Wuhan, China.

Padahal, Li Liang baru lima hari dipulangkan dari rumah sakit yang dibangun untuk menampung pasien corona.

Dilaporkan, Li Liang dirawat di rumah sakit sejak 12 Februari.

Baca Juga: Walau Sedang Hamil, Vanessa Angel Mengaku Masih Merokok: Ini Bahaya Merokok Saat Sedang Hamil, Janin Paling Menderita!

Kemudian dia dikeluarkan dari rumah sakit dua minggu kemudian dengan instruksi untuk tinggal di tempat karantina selama 14 hari.

Tetapi, setelah meninggalkan rumah sakit, Li Liang merasa tidak enak badan dengan kondisi mulut kering dan perut gas, menurut Mei, istrinya.

Pada 2 Maret, Li mengatakan kembali dikirim ke rumah sakit. Namun, dia dinyatakan meninggal sore itu juga.

Setelah diperiksa, komisi kesehatan Wuhan mengatakan bahwa penyebab langsungnya adalah Covid-19.

Baca Juga: Terisolasi, Warga Wuhan Terpaksa Konsumsi Makanan Basi: Ini yang Terjadi Jika Kita Mengonsumsi Makanan Basi

Mereka juga menyebutkan penyumbatan dan gagal pernapasan sebagai gejala yang dapat menyebabkan kematian.

Sebenarnya, bisakah pasien corona terinfeksi lagi setelah mereka dinyatakan sembuh?

Para ahli mengatakan sangat jarang ada kasus orang yang terinfeksi untuk kedua kalinya.

"Saya tidak mengatakan bahwa infeksi ulang tidak dapat terjadi, tidak akan pernah terjadi.”

“Akan tetapi dalam waktu sesingkat itu tidak mungkin," kata Florian Krammer, seorang ahli virus di Fakultas Kedokteran Icahn di Gunung Sinai di New York.

Kemungkinan besar pasien ‘yang terinfeksi ulang’ masih menyimpan virus dengan kadar rendah ketika mereka keluar dari rumah sakit.

Ini mungkin karena pengujian yang gagal saat dia melakukan tes.

Hanya saja, Krammer meragukannya. Dia yakin jumlahnya tidak akan banyak.

Baca Juga: Sering Simpan Telur di Dalam Kulkas? Awas, Ternyata Kebiasaan Ini Bisa Membahayakan Kita Loh

Untuk berjaga-jaga, dia menyatakan jika seseorang dinyatakan sembuh, dia tetap harus berdiam diri di dalam rumah selama beberapa hari hingga mereka tidak menunjukkan gejala serupa.

Selain itu, standar yang digunakan setiap negara guna menyatakan seorang pasien yang sudah positif virus corona ‘sembuh’ dan diizinkan keluar dari rumah sakit sangat ketat.

Ada tes diagnostik PCR yang sangat sensitif.

“Bahkan tes PCR ini dapat mendeteksi sisa-sisa virus campak berbulan-bulan setelah orang yang memiliki penyakit berhenti menumpahkan virus menular,” kata Dr. Krammer.

Kemungkinan lain adalah bahwa tes yang dilakukan pasien sangat buruk atau sampel disimpan pada suhu di mana virus memburuk.

"Tes negatif bukan berarti bahwa tidak ada lagi virus pada orang itu,” tegas Marc Lipsitch, seorang ahli epidemiologi di Harvard.

Baca Juga: Virus Corona Berstatus KLB, Seluruh Biaya Pasien Virus Corona Ditanggung Pemerintah, Jadi Jangan Takut Melapor!

Artikel Terkait