Berjuang Demi Pasien Corona, Perawat ini Hanya Bisa Saksikan Ibunya Meninggal Melalui Video Call, Selesai Menangis Lalu Kerja Lagi

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com - Hingga saat ini,virus corona (Covid-19) telah menewaskan mencapai 3.000 orang.

Baru saja, Presiden Joko Widodo mengumkan kasus positif virus corona di Indonesia.

Yakni dua warna negara Indonesia (WNI) dinyatakan positif corona dan kini menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.

Diketahui kedua WNI tersebut tinggal di Depok, Jawa Barat.

Baca Juga: Warga China Banyak yang Pulih dari Infeksi Corona, Beginilah Cara China Kembangkan Perawatan Efektif Bagi Pasien Corona

Namun di balik maraknya berita yang mengabarkan tentang merebaknya virus corona ini, terdapat pejuang-pejuang hebat di dalamnya.

Mereka bekerja keras dengan penuh semangat untuk menolong para pasien yang terus bertambah.

Mereka adalah ahli medis, dokter, perawat dan sukarelawan yang ikut ambil bagian dalam penanganan korban.

Seperti kisah perawat di Wuhan ini contohnya.

Baca Juga: 2 WNI Positif Corona: Tak Perlu Khawatir, Pemerintah Tanggung Biaya Pelayanan Kesehatan Akibat Virus Corona

Dilansir dari Nepalinewsupdate24.com, Wu Ya Ling merupakan salah satu dari ribuan perawat yang rela meninggalkan keluarganya untuk berjuang membasmi virus corona.

Wu Ya Ling ditempatkan di rumah sakit Huoshenshan, rumah sakit khusus yang dibangun dalam 10 hari karena meledaknya jumlah pasien virus corona di rumah sakit umum.

Saat jumlah pasien terus berdatangan, para petugas medis dituntut untuk kuat secara fisik maupun mental.

Baca Juga: Pacarnya Dilamar Pria Lain, Pria Ini Kesal dan Sebar 13 Video Dewasa: Ini Hukuman Jika Anda Menyebarkan Video Dewasa

Mereka harus bekerja melebihi batas jam kerja normal.

Bahkan banyak di antara mereka yang kekurangan tidur dan tidak sempat makan karena terlalu sibuk bekerja.

Pada suatu hari saat dirinya sedang bertugas, Wu Ya Ling menerima video call dari rumahnya.

Dalam video call tersebut, ia mendapatkan kabar bahwa ibunya meninggal dunia.

Sontak ia pun langsung menangis di tempat dengan masker yang masih ia kenakan.

Meski mendapatkan kabar duka, Wu Ya Ling tidak dapat memberikan penghormatan terakhir pada ibunya.

Lantaran, ia harus tetap bertugas di rumah sakit.

Sedangkan ibunya sendiri tinggal di Kun Ming, yang berjarak cukup jauh dari rumah sakit Huoshenshan.

Baca Juga: Pasca Berita 2 WNI Positif Virus Corona, Banyak Warga Borong Barang Belanjaan, Anies Baswedan: Tenang, Stok Seluruh Bahan Pangan Cukup

Wu Ya Ling hanya bisa berkabung dari jauh.

Wu terlihat sangat terpukul, sambil memegang ponselnya ia menangis tersendu-sendu.

Dikabarkan, sang ibu meninggal dunia karena mengalami diseksi aorta (robeknya lapisan pembuluh darah).

Biarpun Wu Ya Ling ditinggal orang yang dicintainya, dia harus kembali melanjutkan perjuanganya.

Setelah selesai menangis dan membungkuk, dia berusaha menenangkan diri dan kembali menjalankan tugasnya merawat pasien.

Wu kemudian terlihat membantu rekannya mengenakan masker sebagai bentuk pengabdian tugas mereka di rumah sakit.

Suster Wu Ya Ling adalah perawat yang bekerja sejak awal virus corona mewabah di Wuhan.

Baca Juga: Kebiasaan Aneh Kelompok Styrians, Rutin Konsumsi Racun Berbahaya, Namun Mereka Tidak Mati

Sejak itu juga, dia meninggalkan keluarganya sendiri untuk menyelamatkan orang banyak.

Video saat perawat Wu menangis viral di media sosial China dan kemudian diunggah ke YouTube pada 12 Februari lalu.

Hingga kini, video tersebut telah ditonton lebih dari 80 ribu kali.

Hafidh

Pernah tayang di Wiken.id dengan judul "Menyedihkan, Perawat di Wuhan ini Hanya Bisa Saksikan Ibunya Meninggal Melalui Video Call, Selesai Menangis Lalu Kerja Lagi"

Artikel Terkait