Cara Kejam Korea Utara Mencegah Virus Corona, Siapa Saja Menolak Dikarantina dan Menutupi Kasus Virus Corona, Langsung Dieksekusi Mati

Afif Khoirul M

Penulis

Intisari-online.com - Sebagai negara paling tertutup di bumi ini, sangat sulit mengorek informasi penting di Korea Utara.

Terlebih saat ini dunia sedang diguncang dengan wabah virus corona, Korut masih diam-diam saja dan belum diketahui situasinya, apakah sudah terkena wabah atau belum.

Namun menurut Daily Mail, Pada Februari lalu, para pejabat Korea Utara digambarkan mengakan pertemuan dengan masker.

Hal ini menunjukkan mereka mungkin menutupi kasus virus corona.

Baca Juga: Sering Dijadikan Acuan Masyarakat, Cara Jalan Digunakan untuk Menilai Keperawanan Wanita, Bagaimana Sebenarnya?

Hal ini muncul setelah laporan Korea Selatan yang menuduh rezim Korut mengeksekusi seorang pejabat terkait virus corona.

Korea Utara belum melaporkan situasi terkini, tetapi telah menutup perbatasan dengan China tempat 253 orang meninggal akibat wabah tersebut.

Para ahli khawatir rezim Kim Jong-Un menutupi infeksi virus corona, supaya tidak terlihat lemah di mata masyarakat Internasional.

"Tidak mungkin Korea Utara tidak terkena dampak virus corona, mereka jelas berbohong, karena tidak ingin menunjukkan kelemahan," kata Harry Kzianus, Direktur studi Korea di Pusat Kepentingan Nasional kepada Fox News.

Baca Juga: Meski Menjadi Ancaman Terbesar Umat Manusia, Ternyata Virus Corona Justru Disebut 'Penyelamat' Kehidupan Banyak Nyawa di Bumi Ilmuwan Ungkap Fakta Luar Biasa

"Mempertimbangkan betapa banyak celah dari perbatasan Korea Utara dan China, rezim Kim bergantung pada perdagangan ilegal untuk bertahan hidup," katanya.

"Jelas virus corona telah mewabah ke Korea Utara," imbuhnya.

Jika terkena wabah itu para ahli khawatir Korut tak sanggup menangani tingkat skala infeksi.

Nagi Shafik mantan manajer proyek WHO di Pyongyang, mengatakan, banyak orang kelaparan dan menderita kekurangan makanan.

Virus corona bisa mengambil nyawa mereka dengan mudah.

Dia juga menambahkan bahwa negara itu kekurangan obat-obatan dan antibiotik, mereka sangat sulit bertahan di pedesaan.

Baca Juga: Politik Malaysia Memanas, Mantan PM Mahathir Mohamad Sebut PM Baru Muhyiddin Yassin Pengkhianat, 'Saya dikhianati oleh Muhyidddin'

Kekhawatiran operasi juga ditutup-tutupi, sejauh ini Korut sudah melakukan langkah untuk pencegahan virus corona.

Misalnya, menutup ketat perbatasan, melarang berhubungan dengan China, hingga menggunakan pengeras suara untuk mengumandangkan pola hidup sehat.

Namun, di balik itu semua jika ada yang menyembunyikan virus corona, atau diam-diam berhubungan dengan China Korut tak segan langsung mengeksekusi mati orang tersebut.

Seorang pejabat perdagangan ditembak mati ditempat setelah menolak dikarantina, setelah melakukan perjalanan ke China.

Kim Jong-Un memaksakan hukum militer untuk mengatasai wabah dan menghentikan penyebarannya.

Semua orang yang pernah ke Tiongkok atau kontak dengan orang China harus diisolasi setidaknya satu bulan, jika menolak hukuman mati menanti.

Baca Juga: Jadikan Darah Korban untuk Campuran Kue Sementara Dagingnya Dijadikan Sabun, Inilah Leonarda Cianciulli Pembunuh Sadis dari Italia

Klaim pejabat yang salah dibersihkan atau dieksekusi adalah hal biasa di Korea Utara dan sangat sulit untuk diverifikasi.

Pyongyang mengumumkan bahwa karantina telah diperpanjang menjadi 30 hari, melampaui periode 14 hari yang direkomendasikan oleh bos kesehatan dunia.

Lembaga pemerintah dan orang asing yang tinggal di Korea Utara diharapkan untuk mematuhinya 'tanpa syarat', kata media Korea Utara.

Korea Utara hampir sepenuhnya menutup perbatasan dengan China, satu-satunya sekutu diplomatik utamanya.

Artikel Terkait