Kasus 77 Siswa Dihukum 'Makan' Kotoran Manusia: Awas, Kita Bisa Kena Penyakit Mematikan Ini Jika Memakan Kotoran Manusia

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Kabar mengejutkan datang dariSeminari Bunda Segala Bangsa, Kabupaten Sikka, NTT.

Dilansir dari kompas.com pada Kamis (27/2/2020), sebanyak 77 siswaseminari ini disodori kotoran manusia oleh kakak kelas mereka.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (19/2/2020), pada pukul 14.30 WITA, atau pada saat siswa-siswa selesai makan siang.

Disebutkan duadua orang kakak kelas yang ditugaskan menjaga kebersihan kamar tidur kelas VII menemukanbungkusan berisi kotoran manusia.

Baca Juga: Kasus Siswa Hanyut Saat Susur Sungai, Walau Jago Berenang Bukan Berarti Terhindar dari Risiko Tenggelam, Ini Alasannya

Ketika mereka bertanyadari mana asal kotoran manusia itu, para siswa hanya diam.

Lantaran kesal, dua kakak kelas ini mengambil kotoran dengan sendok makan dan menyodorkannya ke siswa kelas VII.

Di mana si kakak kelas meletakkan kotoran di dalam sendok lalu menyentuhkan sendok tersebutke bibir dan lidah siswa kelas VII.

Banyak orang yang menuntut kasus ini.

Bahkan orangtua siswa menuntut keduanya dikeluarkan dari sekolah.

Baca Juga: Capai 346 Kasus, Ini Alasan Jumlah Pasien yang Terinfeksi Virus Corona Meningkat Tajam di Korea Selatan

Menurut para orangtua, apa yang dilakukan kedua kakak kelas tersebut benar-benar mencoreng dunia pendidikan.

Selain hal yang mereka lakukan salah, memakan kotoran manusia bisa berdampak pada kesehatan.

Seperti yang kita tahu bahwa kotoran manusia atau feses atau tinja merupakan produk hasil buangan saluran pencernaan manusia.

Karena merupakan hasil buangan manusia, tinjakemungkinan besar mengandung sejumlah bakteri, virus, hingga parasit.

Jadi, ketika seseorang sengaja atau tidak memakan kotoran manusia, maka dia dapat berisiko terkena beberapa penyakit.

Misalnya bakteri E. coli, Hepatitis A dan E, pneumonia, polio, dan influenza.

Selain itu, tubuh akan dimasuki oleh berbagai jenis parasit.

Tambahan data, NTT termasuk salah satu provinsi dengan kasus hepatitis tertinggi di Indonesia.

Dan kasus hepatitis di NTT sering tak tedeteksi.

Sehingga jika tertular dari tinja, mereka tidak akan tahu.

Baca Juga: Kasus Klinik Aborsi Ilegal, Ada 1.632 Pasien dan 903 di Antaranya Telah Gugurkan Janinnya: Tak Hanya Wanita, Ternyata Aborsi Juga Menghantui Para Pria

Artikel Terkait