Penulis
Intisari-Online.com - Video mengerikan yang direkam dari dalam sebuah mobil di Bahrain telah menyita perhatian publik.
Bagaimana tidak mengerikan, jutaan belalang bergerombol nampaknya telah terbang melalui daerah-daerah dari Afrika Timur ke Cina, melalui Timur Tengah, Pakistan dan India.
Tak hanya itu, jutaan bayi belalang juga menetas di Kenya selama akhir pekan.
Hal itu sekaligus memicu kekhawatiran munculnya gerombolan belalang baru yang segera menimbulkan malapetaka di Afrika Timur.
Dilansir dari Express.co.uk, Senin (24/2/2020), Langit di atas Bahrain, yang biasanya bermandikan sinar matahari, seketika menjadi gelap karena belalang-belalang itu.
Pada satu titik, salah satu serangga jatuh ke mobil orang yang merekam video itu dan tampak belalang itu memiliki panjang beberapa inci panjangnya.
Pemandangan menyerupai kiamat di Bahrain ini juga memperlihatkan beberapa pengendara menghentikan mobil mereka karena kualitas pandangan yang terganggu dan memburuk.
Video terbaru ini muncul setelah pengemudi lain memfilmkan awan belalang di lokasi yang tidak diketahui di Kenya awal bulan ini.
Fenomena ini digamabrkan oleh Perdana Menteri Pakistan Imran Khan sebagai "serangan belalang terburuk dalam beberapa dekade."
Dalam wabah belalang terbaru ini, satu gerombolan belalang di Kenya dikatakan telah mencapai panjang 60 km, yang lebih jauh dari jarak antara Manchester dan Liverpool.
Serangga-serangga ini juga telah merusak tanaman di mana pun mereka hinggap/ mendarat.
Pakistan mengumumkan keadaan darurat nasional sebagai akibat dari kekurangan pangan.
Belalang gurun dapat melakukan perjalanan hingga 95 mil dalam sehari dan dapat memakan makanan seberat berat badan mereka sendiri.
Selama setiap siklus pembiakan tiga bulan, satu belalang dapat membiakkan 20 lagi, itulah sebabnya kawanan besar belalang sekarang mengancam tanaman di kedua sisi Laut Merah.
PBB telah memperingatkan bahwa penetasan serangga yang akan terjadi dalam waktu dekat dapat mengancam ketahanan pangan 25 juta orang di seluruh wilayah.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memiliki buletin menonton belalang.
Pembaruan terbarunya mengatakan "situasi masih sangat mengkhawatirkan di Kenya, Ethiopia dan Somalia di mana penyebaran infestasi Gurun Belalang yang luas dan generasi baru pembiakan mengancam keamanan pangan dan mata pencaharian di wilayah ini."
Sementara itu, China bersikeras tidak takut akan wabah serangga yang mendekat.
Para pejabat telah mengirimkan 100.000 tentara bebek ke perbatasan Xinjiang di ujung barat negara itu, tempat mereka bertemu Pakistan dan India, untuk berurusan dengan belalang.
Seorang warga Xinjiang mengatakan kepada surat kabar China Global Times bahwa wabah belalang sebelumnya terjadi pada akhir musim panas dan musim gugur di daerah padang rumput di kawasan itu.
Dia mengatakan seekor bebek dapat "mengendalikan" 4 meter persegi tanah dan memakan belalang.