Penulis
Intisari-Online.com - Sejak virus corona menunjukkan keganasannya, teori konpirasi dan rumor pun ikut mewarnai situasi yang sudah kacau itu.
Teori konspirasi yang paling nyaring terdengar yaitu mengatakan bahwa virus tersebut merupakan senjata biologis buatan China yang bocor dari salah satu laboratorim penelitian, Institut Virologi Wuhan atau dikenal sebagai P4 (Patogen Level 4).
Isu tersebut terus membesar dengan hadirnya komentar-komentar warganet di media sosial.
Bahkan, seorang Senator AS, Tom Cotton (R-AR) juga ikut memberikan pernyataan kontroversial di Fox News tentang virus corona.
Dia mengungkapkan bahwa lab tersebut hanya berjarak beberapa mil dari pasar makanan laut Wuhan yang menjadi pusat penularan virus corona.
"Kami tidak memiliki bukti bahwa penyakit ini berasal dari sana tetapi karena Tiongkok bermuka dua dan tidak jujur sejak awal, kita perlu setidaknya mengajukan pertanyaan untuk melihat apa yang dikatakan bukti," kata Cotton.
Meski per 19 Februari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan adanya penurunan signifikan jumlah pasien virus corona secara global, namun tak membuat rumor mereda.
Tampaknya kondisi yang justru makin memanas itu membuat para ahli tak tahan lagi.
Melansir Express.co.uk (20/2/2020), beragam ujaran tentang teori konspirasi virus corona masih banyak bermunculan.
"Bagaimana #coronavirus ini muncul, sekarang 98 persen yakin itu adalah senjata bio. PALING para ilmuwan diyakinkan !!!" kata seorang warganet.
Pengguna Twitter lain mengatakan: “Tidak ada yang akan meyakinkan saya bahwa China tidak merekayasa virus corona sebagai senjata yang akan dilepaskan ke negara-negara Afrika untuk membersihkan ruang industrialisasi pertanian China.
“Mereka telah merampas tanah selama beberapa dekade. Itu hanya keluar dari tangan sebelum mereka bisa merancang vaksin".
Baca Juga: Tolong Banyak Siswa yang Hanyut Saat Susur Sungai, Kodir Terima Penghargaan dari Bupati Sleman
Warganet lain berkata: “COVID0-19 ona coronavirus Wuhan engine secara khusus direkayasa sebagai senjata perang biologis ofensif, yang dirancang untuk menargetkan untuk memusnahkan manusia ...”
Menanggapi rumor yang beredar, kini para ahli yang buka suara menyampaikan pendapatnya.
Sebanyak 27 pakar kesehatan dari luar China menuliskan pendapatnya.
Mereka memberi peringatan terhadap penyebar ketakutan, rumor, dan prasangka terkait virus corona.
Para ilmuwan mempublikasikan pernyataan mereka di The Lancet, sebuah jurnal yang telah melihat masuknya studi virus corona sejak Desember tahun lalu.
Pernyataan itu berbunyi: “Pembagian data yang cepat, terbuka, dan transparan tentang wabah ini sekarang terancam oleh rumor dan informasi yang salah seputar asal-usulnya.
“Kami berdiri bersama untuk mengecam keras teori konspirasi yang menyatakan bahwa COVID-19 tidak memiliki asal yang alami.
“Para ilmuwan dari berbagai negara telah menerbitkan dan menganalisis genom agen penyebabnya, coronavirus 2 sindrom pernafasan akut yang parah (SARS-CoV-2), dan mereka sangat menyimpulkan bahwa coronavirus ini berasal dari satwa liar, sebagaimana banyak patogen lain yang muncul.
"Ini selanjutnya didukung oleh surat dari presiden Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional AS dan oleh komunitas ilmiah yang mereka wakili.
“Teori konspirasi tidak melakukan apa pun selain menciptakan rasa takut, rumor, dan prasangka yang membahayakan kerja sama global kita dalam perang melawan virus ini.
“Kami mendukung seruan dari Direktur Jenderal WHO untuk mempromosikan bukti ilmiah dan persatuan atas informasi yang salah dan dugaan.
"Kami ingin Anda, para profesional sains dan kesehatan China, tahu bahwa kami mendukung Anda dalam memerangi virus ini."
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com yang melansir Science Mag, Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance dan pengesah pernyataan itu, mengatakan ia dan para ilmuwan lainnya sedang berada di tengah era informasi media sosial yang salah, rumor, dan teori konspirasi.
Teori ini memiliki konsekuensi nyata, termasuk ancaman kekerasan yang terjadi pada rekan-rekannya di China.
Daszak mengatakan ada pilihan apakah akan berdiri dan mendukung kolega yang diserang dan diancam setiap hari oleh ahli teori konspirasi atau hanya menutup mata, terkait awal penyebaran virus Covid-19 ini.
"Saya benar-benar bangga, orang-orang dari sembilan negara dapat dengan cepat membela diri mereka dan menunjukkan solidaritas dengan orang-orang yang, bagaimana pun, berhadapan dengan kondisi yang mengerikan dalam wabah (virus corona di Wuhan, China)," ujarnya.