Sebagai tanggapan, Institut Nasional Penyakit Menular di Tokyo merilis analisis yang dikatakannya menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi terjadi sebelum karantina dimulai.
Sebagian besar penumpang yang terinfeksi diketahui mulai menunjukkan gejalanya pada tanggal antara 6-9 Februari.
Sementara itu, sebagian besar anggota awak pertama kali menunjukkan gejala sejak 10 Februari dan seterusnya.
"Virus itu kemungkinan besar menyebar bukan melalui batuk dan bersin, tetapi dari nampan makanan anggota kru yang terinfeksi dibawa ke penumpang," Shigeru Sakurai, seorang profesor Universitas Kedokteran Iwate, yang memeriksa situasi di atas kapal minggu lalu, mengatakan kepada kantor berita Kyodo.
Sementara itu seorang spesialis penyakit menular di rumah sakit Universitas Kobe mengatakan bahwa kondisi kapal 'kacau' dan benar-benar tidak memadai.'
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, kementerian kesehatan membela langkah-langkahnya yang telah diterapkan di kapal.