Hati-hati, Anda Juga Bisa Kena Serangan Jantung Mendadak saat Mengemudi, Apalagi Jika Punya Kebiasaan Buruk Ini!

Tatik Ariyani

Penulis

Seperti yang dialami Ashraf, serangan jantung bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, tidak terkecuali ketika tengah berkendara sekali pun.

Intisari-Online.com - Suami Bunga Citra Lestari (BCL), Ashraf Sinclair meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung.

Dikutip dari Kompas.com, namun manajer BCL, Doddy mengatakan, sepengetahuan keluarga dan kerabat, Ashraf tidak memiliki riwayat penyakit apa pun sebelumnya.

"Enggak ada (riwayat). Dia sehat banget. Di antara kami semua, dia paling sehat," kata Doddy saat diwawancarai di rumah duka di kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Selasa (18/2/2020).

Seperti yang dialami Ashraf, serangan jantung bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, tidak terkecuali ketika tengah berkendara sekali pun.

Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal Karena Serangan Jantung Subuh Pukul 04.51, Sebenarnya Adzan Subuh Punya Khasiat Luar Biasa Mencegah Serangan Jantung, Begini Penjelasan Ilmiahnya.

Pengetahuan yang minim akan serangan jantung bisa membuat kematian mendadak pada penderitanya.

Salah satu kasus serangan jantung pernah terjadi, adalah ketika seseorang tengah mengemudi.

Kondisi ini paling berbahaya, karena tidak hanya penderita penyakit jantung saja yang bisa kehilangan nyawa, tetapi orang-orang yang berada di sekitar bisa terimbas.

Bayangkan, laju mobil yang dalam kecepatan tinggi bisa hilang kendali dan menabrak apa saja di depannya.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Mengenali Serangan Jantung, Ini Gejalanya dan Siapa yang Berisiko Terkena Serangan Jantung

Menurut Dr. Antonia Lukito SpJp, ada dua faktor yang bisa menjadi penyebab serangan jantung.

"Pertama adalah faktor risiko, yaitu darah tinggi, kolesterol, kencing manis, keturunan dan lainnya. Kedua faktor pemicu, ini bukan sebagai penyebab serangan jantung. Faktor pemicu hanya kondisi yang memicu apa yang sudah ada sebelumnya, contoh aktifitas fisik berat, kondisi lelah atau emosi," ujar Antonia kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (18/02/2020).

Kebanyakan masyarakat saat ini memang tidak mengetahui atau kurang menyadari akan kondisi kesehatannya, sehingga ketika ada pemicu maka bisa terjadi serangan jantung yang bisa berakibat fatal.

Baca Juga: Mayat Bayi Ditemukan Membusuk di Saluran Kolam Warga, Terungkap Ibunya Seorang Siswi SMA yang Lakukan Hubungan Inses dengan Adik Kandung, Begini Pengakuannya

Antonia mengatakan, 65 persen dari laki-laki mengalami gejala serangan jantung yang mendadak, sedangkah 35 persen masih mengalami gejala terlebih dahulu sehingga masih bisa ditolong.

Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant turut angkat bicara, ia memberikan beberapa tips untuk mengurangi risiko terjadi serangan jantung ketika mengemudi.

“Istirahat sangat penting untuk menjaga stamina dalam beraktivitas. Sebuah mesin saja jika tidak pernah dimatikan pasti akan cepat rusak, apalagi tubuh manusia yang harus fokus mengemudikan sebuah mesin atau kendaraan,” ujar Sony kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (18/02/2020).

Istirahat dan tidur yang baik untuk tubuh minimal 6 jam, Sony menegaskan bagi pengemudi yang sering berkendara harus beristirahat setiap 3 jam sekali, apalagi sedang melakukan perjalanan luar kota.

Kemudian, ketika ingin beraktivitas harus disesuaikan dengan siklus tubuh manusia, “Waktu yang tepat bagi tubuh beraktifitas termasuk mengemudi itu pagi hingga sore. Maka saat malam hari adalah waktunya tubuh untuk beristirahat. Ketika hal ini tidak dilakukan pasti akan ada konsekuensi kesehatan yang harus ditanggung,” ujar Sony.

Terakhir, hal sepele yang sering diabaikan oleh pengendara, yaitu mengemudi secara agresif dan emosi.

Baca Juga: Mengaku Sebagai Kakak Laki-lakinya di Facebook, Seorang Janda Muda Pikat Wanita Jomblo untuk Tujuan Ini

“Semakin kencang dan agresif saat mengemudi, maka akan semakin tinggi adrenaline. Artinya semakin cepat irama jantung bekerja,” kata Sony.

Cukup berusaha setenang mungkin saat berkendara, jangan mudah emosi ketika menemukan hal yang menyebalkan di jalan, karena emosi yang berlebihan bisa menjadi pemicu serangan jantung.

Aprida Mega Nanda

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Emosi dan Agresif di Jalan, Bisa Memicu Serangan Jantung"

Artikel Terkait