Find Us On Social Media :

Telah Melalui Uji Klinis di Lebih dari 10 Rumah Sakit, Ilmuwan China Konfirmasi Obat Antimalaria Efektif untuk Mengobati Infeksi Virus Corona

By Tatik Ariyani, Selasa, 18 Februari 2020 | 19:35 WIB

Ilustrasi dokter mencari vaksin virus corona.

Intisari-Online.com - Berdasarkan hasil uji klinis, para ilmuwan China telah mengkonfirmasi bahwa Chloroquine Phosphate yang merupakan obat antimalaria, memiliki efek kuratif tertentu pada penyakit virus corona (Covid-19).

Melansir The Star yang mengutip Xinhua, hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat China pada Senin (17/2/2020).

The Star menuliskan, menurut Sun Yanrong, wakil kepala Pusat Nasional Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, para ilmuwan "dengan suara bulat" menyarankan bahwa obat tersebut bisa dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan dan diterapkan dalam uji klinis yang lebih luas sesegera mungkin.

Sun menjelaskan, Chloroquine Phosphate, yang telah digunakan selama lebih dari 70 tahun, dipilih dari puluhan ribu obat yang ada setelah beberapa putaran skrining uji coba.

Baca Juga: Buku Terbitan Tahun 1981 Sudah 'Memprediksi' Virus Corona Akan Muncul di Wuhan Tahun 2020: Penyakit Seperti Pneumonia yang Parah Akan Menyebar ke Seluruh Dunia'

Menurutnya, obat tersebut telah melalui uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di Provinsi Guangdong China selatan dan Provinsi Hunan di China tengah, dan telah menunjukkan kemanjuran yang cukup baik.

Dalam uji coba, kelompok pasien yang telah menggunakan obat telah menunjukkan indikator yang lebih baik daripada kelompok paralel mereka, terkait berkurangnya demam, peningkatan gambar pada CT paru-paru, dan persentase pasien yang menjadi negatif dalam tes asam nukleat virus.

"Pasien yang menggunakan obat juga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pulih," tambahnya kepada Xinhua.

Baca Juga: Sembuh dari Virus Corona, Dua Pasien Kisahkan Awal Mula Virus Mematikan Itu Menyerang Mereka: Ini Lebih Seperti Pilek Berat

Sun memberi contoh seorang pasien berusia 54 tahun di Beijing, yang dirawat di rumah sakit empat hari setelah menunjukkan gejala virus corona.

Setelah minum obat selama seminggu, ia melihat semua indikator membaik dan asam nukleat berubah negatif.

Sejauh ini, tidak ada reaksi merugikan serius yang jelas terkait dengan obat telah ditemukan di antara lebih dari 100 pasien yang terdaftar dalam uji klinis, katanya.

Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal Karena Serangan Jantung Subuh Pukul 04.51, Sebenarnya Adzan Subuh Punya Khasiat Luar Biasa Mencegah Serangan Jantung, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Sementara itu, melansir South China Morning Post, otoritas kesehatan China pada hari Selasa melaporkan terdapat 1.886 kasus virus corona baru dan 98 kematian di China daratan.

Kondisi itu menjadikan totalnya masing-masing menjadi 72.436 dan 1.868, per Senin (17/2/2020) tengah malam.

Provinsi Hubei, pusat wabah virus corona, melaporkan 1.807 kasus baru di mana 1.600 di antaranya terjadi di ibukota provinsi Wuhan.

Dilaporkan pula ada 93 kematian di wilayah ini.

Di sisi lain, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan ada sekitar 1.701 pasien yang telah pulih pada Senin.

Angka-angka terbaru dari Hubei membawa jumlah total kasus di provinsi Hubei menjadi 59.989 dan jumlah kematian menjadi 1.789.

Baca Juga: Punya Banyak Manfaat, Ini 3 Alasan Mengapa Labu Siam Jadi Bagian Penting dari Diet

Sehari sebelumnya, provinsi Hubei telah mengumumkan 1.933 kasus baru dan 100 kematian.

"Dari total Hubei untuk hari Senin, 1.600 kasus baru dan 72 kematian terjadi di ibukota provinsi Wuhan," jelas komisi kesehatan Hubei seperti yang dikutip dari South China Morning Post.

Artikel ini pernah tayang di kontan.id dengan judul "Ilmuwan China: Obat antimalaria efektif untuk mengobati infeksi virus corona"