Ashraf Suami BCL Meninggal Karena Serangan Jantung, Ini Penjelasan Pakar Mengenai Orang Muda Sering Alami Penyakit Jantung

May N

Penulis

Intisari-online.com -Suami penyanyi Bunga Citra Lestari ( BCL), Ashraf Sinclair (40), meninggal dunia pagi ini, Selasa (18/2/2020).

Ashraf disebut meninggal karena serangan jantung.

Hal itu dibenarkan manajer BCL, Doddy.

"Serangan jantung," kata Doddy, melalui pesan singkat, Selasa.

Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal Dunia, Momen di Dapur Ini Membuatnya Jadi Suami Idaman, BCL: 'Tahu Kan Kenapa Saya Nikahin Ashraf?'

Doddy mengatakan, Ashraf meninggal dunia pagi tadi.

Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak.

Pria bernama lengkap Ashraf Daniel Mohammed Sinclair itu meninggal dunia pada usia 40 tahun.

Ucapan duka langsung membanjiri laman komentar pada foto Ashraf di Instagram yang diunggah tiga hari lalu.

Baca Juga: Agar Bisa Menabung untuk Resepsi Pernikahan, Pria Ini Rela Beli Obat Murah, Namun Kisahnya Berakhir Tragis Tak Sesuai Harapannya

"Semoga dipermudah semua urusannya, semoga dikuatkan keluarganya. Still can't believe this is happening," tulis aktris Dian Sastrowardoyo melalui akun Instagram @therealdisastr.

"Innalillahi wa innailaihi rojiuunn," tulis Luna Maya disertai emoji sedih.

Begitu pula di laman Instagram Bunga Citra Lestari.

Banyak rekan sesama artis yang memberikan ucapan duka. Mereka mendoakan BCL atau yang akrab disapa Unge diberi kekuatan.

Baca Juga: Meninggalnya Suami BCL Mengejutkan Banyak Pihak, Sebenarnya Tubuh Berikan 6 Tanda Ini Satu Bulan Sebelum Serangan Jantung

Ashraf lahir di London, Inggris, pada 18 September 1979.

Ia memulai kariernya sebagai aktor Malaysia.

Kemudian, Ashraf lebih banyak bermain sinetron di Indonesia. Hingga akhirnya, Ashraf menikah dengan penyanyi Bunga Citra Lestari pada 2008.

Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Noah Sinclair. (Baharudin Al Farisi)

Baca Juga: Sudah Bayar Puluhan Juta Rupiah, Pasangan Ini Hanya Dapat Bunga Kering Setelah Ditipu Wedding Organizer Abal-abal

Serangan Jantung Pada Usia Muda

Ashraf masih terbilang muda, jadi mengapa ia terkena serangan jantung?

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito Damay menjelaskan, untuk perempuan usia "muda" yang dimaksud adalah di bawah 65 tahun. Sementara laki-laki di bawah 45 tahun.

"Sudah tidak terlalu heran kalau pada ada orang usia muda 30 tahunan (terserang penyakit jantung). Memang lebih banyak 50 tahunan ke atas," kata Vito ketika ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2019).

Baca Juga: 20 Tahun Lalu Lepaskan Timor Leste, Rupanya Ini Alasan Cerdas BJ Habibie Melakukannya, Dapat Respon Baik dari Belahan Dunia

Ada sejumlah faktor yang memengaruhi kondisi ini.

Pertama, kata Vito, adalah karena semakin banyaknya orang yang peduli dengan kesehatan jantung kemudian melakukan pemeriksaan. Sehingga, penyakit janung dapat dideteksi lebih awal.

"Kalau dulu, mungkin orang pikir 'ah, masuk angin, angin duduk' terus tiba-tiba meninggal orang enggak tahu (kenapa)," ucapnya.

Sementara sekarang ini banyak orang yang makin memahami gejala penyakit jantung.

Baca Juga: 15.000 Kali Buang Air Besar Sembarangan Selama 45 Tahun, Pria Ini Tak Risih dan Tak Takut Kena Denda, Rupanya Ada Maksud Mulia di Baliknya

Kedua, pola hidup masyarakat muda dinilai semakin tidak sehat. Misalnya, cara pengolahan makanan yang semakin beragam.

"Dulu mungkin (makanan hanya) panggang, goreng, sekarang bisa diapa-apain. Dengan mudah bisa pesan makanan dan minuman yang kadar gulanya tinggi sehingga Anda obesitas," kata Vito.

Prevalensi masyarakat yang mengalami obesitas dan hipertensi juga kian meningkat. Padahal, keduanya merupakan faktor utama penyebab serangan jantung dan stroke.

Penyakit jantung, terutama serangan jantung, bisa dicegah dengan cara sederhana: mengubah pola hidup.

Baca Juga: Lakukan Operasi Sesar, Dokter Terkejut Tak Temukan Bayi di Dalam Perutnya, Dua Menit Kemudian Tangisan Terdengar Dokter Tercengang Bayinya Ditemukan Di sini

Beberapa faktor penyebab serangan jantung antara lain kebiasaan merokok, obesitas, darah tinggi atau hipertensi, kolesterol, hingga diabetes atau kencing manis.

Sementara faktor yang tidak bisa diubah adalah faktor genetika.

"Itu sebabnya kenapa sering perokok bilang, 'kakek gue 80 tahun merokok sehat-sehat saja.' Itu karena genetik. Bagaimana tubuh kita merespons rokok (berbeda). Ada yang responsnya cepat, ada yang lama. Tapi rokok pasti menyebabkan sesuatu yang buruk," ungkapnya. (Nabilla Tashandra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com di sini dan di sini.

Artikel Terkait