Find Us On Social Media :

Terinspirasi Kopi Luwak, Kopi Ini Dibuat dari Kotoran Burung, Rasanya?

By Afif Khoirul M, Rabu, 11 April 2018 | 15:10 WIB

Intisari-online.com - Kopi luwak merupakan salah satu kopi Indonesia yang melegenda. Siapa sih orang Indonesia yang tidak tahu kopi ini?

Mendengar namanya saja orang-orang pasti sudah sangat tahu betul tentang kopi ini. Apalagi prosesi pembuatannya juga berbeda dari kopi-kopi lainnya.

Dipercaya kopi ini memiliki cita rasa yang sangat nikmat menurut para pecinta kopi sehingga harga kopi ini juga cukup mahal.

Meski memiiki rasa yang nikmat dan harganya mahal, proses pembuatan kopi ini lumayan kontroversial yang dipercaya berasal dari kotoran hewan luwak.

Baca Juga : Menggeser Posisi Kopi Luwak, Inilah Kopi Termahal di Dunia Saat Ini

Baca Juga : 'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat

Meski cara pembuatannya aneh dan tidak sedikit menjijikan, nyatanya kopi ini laris manis dan banyak dinikmati hingga kini, namun kopi luwak ternyata bukan satu-satunya kopi dari kotoran hewan.

Kabarnya di luar negeri sana kopi luwak dijadikan inspirasi pembuatan kopi dari kotoran hewan lain, apakah kamu sudah tahu ?

Melansir Modern Farmer, kopi satu ini bernama kopi camocin, sebuah produk kopi yang terbuat dari kotoran burung jacu.

Kopi ini dibuat oleh seorang pria bernama Henrique Sloper, asal Brazil produknya ini dikembangkan di perkebunan Espirito santo, Pedra Azul, Brazil.

Baca Juga : Sebuah Keluarga Selamatkan Tupai yang Hampir Mati, 8 Tahun Kemudian Tupai Tersebut Kembali dan Lakukan Hal ini

Henrique mengkau kopinya ini terispirasi ketika dirinya mencicipi kopi luwak asal Indonesia.

Proses pembuatannya pun hampir sama dengan kopi luwak, para pegawainya disuruh untuk mencari kotoran burung jacu di sekitar perkebunan kopi miliknya.

Setelah pengumpulan, masing-masing satu biji dari kotoran jacu dicuci dengan tangan secara manual, hal ini juga digunakan untuk melakukan seleksi.

Para pekerja yang membersihkan mengamita beberapa kotoran jacu dan memilih mana biji kopi yang masih bagus dan layak untuk dipilih dan diproduksi lebih lanjut.

Baca Juga : Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang

Henrique menambahkan jika jacu adalah pemakan tumbuhan, sehingga ketika pencernaan kacang-kacangan tidak terkontaminasi protein hewani dan asam lambung.

"Tidak seperti musang di Indonesia kopi camocim memiliki rasa yang begitu halus di mulut" Kata Henrique.

 "Ini adalah rasa yang unik dan pedas dengan nuansa ada rasa manisnya" tambahnya.

Menurutnya, Camocim menjamin kemurniannya ketika dibuat kopi dan tidak diencerkan ketika dibuat oleh barista di kedai, masing-masing biji kopi ini juga dipastikan dalam kualitas dan rasa terbaiknya. (Afif Khoirul M)