Surat-surat Pak Dirman yang Ditulis Rapi dengan Tangan Saat di Medan Gerilya

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Jenderal Soedirman menulis surat kepada adiknya saat di medan gerilya dengan tulisan tangan yang rapi.

Intisari-Online.com – Jika sudah mulai membuka-buka bundel surat-surat lama di bagian Dokumentasi dan Pengolahan Dinas Sejarah AD, rasanya saya asyik sekali.

Di antaranya saya jumpai surat surat Jenderal Sudirman. Kertasnya sudah jauh lebih baik dari surat-surat semasa revolusi fisik yang dikenal dengan medan gerilya.

Surat-surat itu dibuat di Yogya pada akhir tahun 1949. Yang akan saya ceritakan di sini hanya 2 saja dari antaranya.

Keduanya sudah memakai kop surat tercetak "R. Soedirman Panglima Besar. Republiik Indonesia", pada sudut kiri seperti surat-surat biasa. Bahasanya Indonesia diselap selip Jawa.

BACA JUGA:Berkali-kali Terhindar dari Maut, Justru oleh Kumanlah Nyawa Jenderal Soedirman Terenggut

Surat yang tertanggal 10-12-'49 ditujukan. kepada "Adikku Samingan jang tertjinta di Tjilatjap." Pendahuluannya salam dalam bahasa Jawa : "Pudji Pandonga".

Surat kepada adik kandungnya ini adalah pengantar kiriman. Mestinya lewat kurir.

Isinya a.l. : "Dinda-ku jang tertjinta, sedjak perang Kolonial II, maka hubungan kita berdua putus sama sekali tidak tahu menahu dimana tempat kita masing2 dan bagaimana nasib kita masing2. Sebagai tanda kangen dan katresnan kanda kirim lauk-pauk bikinan Jogja aseli".

Kecuali itu terlampir pesan agar si adik jangan sekali-kali menulis surat langsung diadreskan kepadanya, tapi lewat nama Hanum Faeni yang bertempat tinggal di Jalan Widoro 11, Yogya.

Di atas tandatangannya, tercantum "Kanda Prihatin", seperti kebiasaan orang Jawa umumnya kalau menulis surat.

Surat yang ke dua ditujukan kepada "Jth. Puteranda Soegeng ditempat". Surat itu didahului salam : "Merdeka".

Isinya : "Dua putjuk surat puteranda resmi jang dibawakan pada Sdr. Sukanto telah kami terima …. Permintaan Remiliterisasi itu menurut peraturan akan pada tempatnya puteranda segera memajukan permintaan pada Lt. Kol. Bachrum. Kecuali penmintaan tertulis sebaiknya puteranda bertemu persoonlijk.''

Surat itu diakhiri dengan sebutannya : "Pa 'De". Tanggalnya sebulan sebelum surat kepada Samingan.

Soegeng Tirtosiswojo adalah bekas Mayor Wehnkreise (WK) I / II yang asalnya dari desa Tritihwetan, Jeruklegi, Cilacap.

Mungkin sanak keluarga atau paling sedikit kenalan lama Pak Dirman tatkala sebagai Daidanco di Cilacap.

Kedua surat itu ditulis tangan, dengan tinta biru pada kertas HVS tipis. Rapi, tidak terlihat coretan, tapi tulisannya tidak bisa dikatakan halus. Huruf h sulit dibedakan dari k.

(Ditulis oleh Drs. P. Poerwantana)

BACA JUGA: Panglima Besar Jenderal Soedirman, Pahlawan Sejati yang Mendapat Pangkat Jenderal Penuh Justru Setelah Meninggal

Artikel Terkait