Penulis
Intisari-Online.com - Sebuah lingkungan di Wuhan melaporkan setidaknya ada 10 kasus korban terinfeksi virus corona setelah pemerintah setempat mengizinkan 40.000 keluarga untuk mengumpulkan dan berbagi makanan buatan rumah mereka dalam perjamuan Tahun Baru Imlek bulan lalu.
Acara ini tetap dilakukan meskipun wabah sudah menyebar di seluruh kota.
Banyak penduduk komunitas Baibuting provinsi Hubei, yang meliputi area seluas 4 km persegi dengan populasi 130.000 orang, mengalami gejala demam setelah menggelar acara tradisional pada 18 Januari.
Caixin Global melaporkan, kondisi itu mendorong pemerintah setempat untuk memberi label 57 bangunan tempat tinggal di lingkungan tersebut sebagai 'bangunan demam'.
"Pada 1 Februari, kami menemukan lebih dari 10 kasus yang diduga, dan setahu saya ada dua infeksi. Ada lebih banyak kasus yang tidak saya ketahui," kata seorang pekerja komunitas perumahan Baibuting kepada Caixin Global pada Selasa (4/2/2020).
Melihat bahwa virus Wuhan menyebar dengan cepat seperti insiden di atas, tentu orang-orang takut mendekati orang-orang yang terinfeksi.
Mereka akan melakukan apa saja untuk menghindari diri dari orang-orang yang terinfeksi.
Beberapa dari mereka bahkan tidak akan mengunjungi anggota keluarga mereka sendiri yang terinfeksi virus.
Sehingga pasien ditinggalkan sendirian dalam melawan virus mematikan itu.
Namun, beda lagi ceritanya dengan seorang ibuketika dihadapkan pada kenyataan bahwa putranya terinfeksi virus corona.
Meski anggota keluarga lainnya meninggalkannya, wanita berusia 90 tahun ini tidak takut berada di dekat putranya yang terinfeksi virus dengan kode 2019-nCov.
Dilansir Worldofbuzz dariChina Press, seorang dokter menceritakan bagaimana seorang wanita berusia 90 tahun datang menemui putranya pada jam 2 pagi pada tanggal 3 Februari untuk pemeriksaan medis.
Namun, putranya sendirian dan dokter bingung mengapa tidak ada anggota keluarganya yang menemaninya ke rumah sakit.
Wanita itu kemudian mengatakan kepadanya bahwa dia telah merawat putranya yang terinfeksi dengan virus corona dan sedang diisolasi di unit perawatan intensif (ICU).
Wanita itu mengatakan anggota keluarganya yang lain tidak datang berkunjung karena mereka takut terinfeksi.
Namun, wanita itu menambahkan bahwa dia, "tidak takut pada usianya yang 90 tahun".
Sebelum meninggalkan rumah sakit, wanita itu meminta bolpoin dan kertas dari perawat.
Dia kemudian menulis surat kepada putranya untuk mendukungnya.
“Nak, tunggu sebentar, kuat, kalahkan penyakitnya dan bekerja sama dengan dokter,” tulisnya.
"Alat pernapasan memang tidak nyaman, tetapi kamu harus melewatinya."
Dia kemudian meminta perawat untuk membantunya mentransfer 500 yuan (sekitar Rp980 ribu) kepada putranya sehingga dia dapat membeli kebutuhan sehari-hari.
Betapa seorang ibu yang tidak mementingkan diri yang masih memutuskan untuk melihat putranya yang terinfeksi walaupun dia bisa saja terinfeksi melihat bahwa orang tua lebih rentan terhadap virus.
Cinta seorang ibu benar-benar tidak mengenal batas.