Find Us On Social Media :

Rekonstruksi Ulang Penyiraman Air Keras Novel Baswedan: Ini yang Terjadi Jika Air Keras Mengenai Kulit Manusia!

By Mentari DP, Jumat, 7 Februari 2020 | 11:40 WIB

Novel Baswedan.

Intisari-Online.com - Masih ingat kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan?

Nah, polisi sudah menetapkan dua tersangka dari kasus tersebut.

Lalu, polisi akan melakukan rekonstruksi adegan.

Adapun rekonstruksi ini berlangsung dengan kawalan ketat puluhan anggota kepolisian bahkan ada yang bersenjata laras panjang.

Baca Juga: Isyana Sarasvati Jarang Pamer Kemesraan Selama 12 Tahun Berpacaran Hingga Menikah, Ternyata Pasangan yang Benar-benar Bahagia Memang Jarang Pamer Kemesraan di Media Sosial

Terkait hal tersebut, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Dedy Murti Haryadi menyebutkan bahwa pengawalan itu merupakan hal yang biasa.

"Itu adalah hal wajar dalam pelaksanaan rekonstruksi di mana pun, pengamanan dan penjagaan di sekitar lokasi," kata Dedy Rekonstruksi ini berlangsung 3,5 jam dari pukul 03.00 WIB dan menyelesaikan 10 adegan.

Rekonstruksi ini dihadiri oleh kedua tersangka yang menggunakan helm.

Sementara untuk korban, Novel digantikan oleh pemeran pengganti.

Baca Juga: Harga Serum Pemutih Wajah Syahrini Capai Rp6 Juta: Walau Buat Wajah 'Berkilau', Nyatanya Ini Efek Mengerikan dari Serum Wajah

Lalu bagaimana jika air keras mengenai kulit manusia?

Air keras memiliki kandungan mineral yang tinggi dan lebih besar dari jumlah normal deuterium isotop hidrogen.

Seperti air hujan yang jatuh pada permukaan akuifer, maka air itu akan menyerap kalsium, mangan, mangenesium karbonat, dan mineral lain dibanding air biasa.

Tingkat kekerasan air ditentukan oleh jumlah kandungan air mineralnya.

Air yang kadar GPG-nya di atas 3,5 dianggap air keras.

Ketika kalsium dan magnesium karbonat bertemu, maka mereka bertukar panas.

Ini menyebabkan kegagalan dalam sistem aliran panas di tubuh.

Air keras yang mengenai kulit seseorang, membuat sebagian kecil dari mineral tertinggal.

Mineral inilah yang dapat meluluhkan kelembaban dan minyak alami dari kulit dan membuat kulit menjadi kering.

Bukan hanya itu, tetapi mineral dalam air keras juga menyebabkan kulit iritasi dan memicu berbagai masalah kulit yang ekstrim.

Terutama bagi orang dengan kulit sensitif.

Terakhir, kandungan dalam air keras dapat menyumbat pori-pori kulit dan menyebabkan kerusakan kolagen dan membuat penuaan pada kulit.

Baca Juga: Soal Pesta Pernikahan yang Menutup Ruas Jalan di Makasar: Ingat, Penggunaan Jalan untuk Pesta Pernikahan Ada Aturannya Lho

Sekadar informasi, air keras bukan terdiri atas satu zat tunggal.

Ia meliputi asam sulfat yang biasa digunakan untuk aki, asam klorida yang digunakan untuk membersihkan permukaan logam sebelum disoldir, asam nitrat untuk menguji logam mulia, dan asam fosfat untuk membuat garam fosfat.

 

Selain itu, air keras juga kerap digunakan sebagai pereaksi kimia untuk produksi plastik PVC secara massal, membuat produk kebersihan rumah tangga, produksi gelatin, bahan pembuat zat aditif makanan, dan untuk memproses bahan kulit.

Dalam beberapa kasus, air keras sering digunakan untuk menyiram muka seseorang.

Selain akan menyebabkan kerusakan pada kulit wajah itu, para korban penyiraman air keras juga harus mengalami dampak buruk dari segi sosial dan ekonomi.

Air keras yang tak segera dibilas dengan air bersih biasanya akan menjalar serta memperparah kondisi korban sehingga bisa menyebabkan luka permanen.

Gangguan fungsional organ yang lain juga bisa terjadi, misalnya merembet ke pendengaran, penglihatan maupun kemampuan berbicara dan membatasi gerak tubuh korban.

Baca Juga: 1 Bulan Pasca Mundur dari Kerajaan Inggris, Begini Kehidupan Harry dan Meghan Markle Sekarang dan Inilah Sosok yang Menggantikan Keduanya dalam Tugas Kerajaan