Find Us On Social Media :

Hasil Penelitian: Radiasi Ponsel Memicu Sel Kanker pada Tikus, Lalu Bagaimana Dengan Manusia?

By Mentari DP, Senin, 9 April 2018 | 11:00 WIB

Intisari-Online.com - Bulan lalu, National Toxicology Program (NTP) Amerika Serikat, mengeluarkan hasil penelitiannya, yang menunjukan jika radiasi ponsel tidak memicu sel kanker.

Namun penelitian tersebut menemukan fakta lain, setelah dilakukan proses penelaahan sejawat.

Hasil dari evaluasi tersebut menyimpulkan, paparan radiasi menyebabkan tumor hati di organ tikus jantan yang diberi label "clear evidence" (bukti jelas).

Dalam tikus berlabel ini, ditemukan peningkatan risiko kanker ganas yang langka, disebut schwannoma di dalam jaringan ikat yang mengelilingi saraf hati.

(Baca juga: 7 Penemuan dalam Bidang Kesehatan Paling Luar Biasa Tahun 2018: dari Vaksin Antikanker hingga 'Update' Memori Otak!)

(Baca juga: Perhatikan Gejala Ini supaya Kita Tidak Terkena Kanker Serviks Seperti yang Pernah Diderita Salah Satu Artis Kita)

Temuan lainnya adalah tumbuhnya tumor otak di tikus jantan dengan label "some evidence" (cukup bukti), di mana ditemukan risiko glioma ganas, sejenis kanker otak yang menyerang sel glial di tikus jantan.

Tumor juga ditemukan di organ hati tikus betina, namun tidak tumbuh di level yang signifikan, sehingga dilabeli "equivocal evidence" (bukti samar-samar).

Label tersebut berarti, peneliti belum bisa memastikan apakah radiasi menyebabkan tumor pada tikus betina atau tidak.

Tetapi, anak tikus yang dilahiran dari tikus betina berlabel "equivocal evidence", memiliki bobot tubuh yang kecil.

Secara keseluruhan, penelitian yang awalnya berlabel "equivocal evidence", berubah menjadi "some evidence" dan "clear evidence", yang artinya ada kemungkinan jika penggunaan ponsel memicu tumbuhnya sel kanker.

Sebelumnya, NTP memaparkan jika radiasi non-ionisasi di ponsel berbeda dengan radiasi ionisasi, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA dalam dosis tertentu.

Dalam kesimpulannya kala itu, beberapa tikus yang digunakan sebagai uji coba, mampu bertahan hidup lebih lama, dan sebagian lainnya mati lebih cepat.