Kebanyakan disebabkan oleh serangan jantung.
Penyebabnya, yang sering diduga, adalah karena mereka tidak menyadari bahwa jantungnya sedang bekerja keras.
Untuk itulah fitur yang paling saya soroti adalah Heart Rate Monitor (HRM) alias alat monitor detak jantung.
Nah, dalam Vivoactive 3, fitur HRM ini sudah tersemat dengan bantuan teknologi denyut jantung berbasis Elevate ™.
Kembali ke masalah tidak disadarinya kondisi jantung, saya merasakan sendiri bagaimana jalur dan gaya bersepeda yang saya rasa biasa-biasa saja ternyata tanpa saya sadari telah memacu jantung saya bekerja sangat keras (mencapai 150 bpm).
Dengan fitur pemantau kondisi jantung pada Vivoactive 3, saya dapat mengetahui kapan saya bisa gowes dengan cepat dan kapan saya harus gowes dengan pelan atau bahkan mengharuskan saya untuk beristirahat sejenak.
Untuk mendapat gambaran utuh tentang kondisi kebugaran kita, khususnya melalui denyut jantung, Vivoactive 3 disarankan untuk digunakan sepanjang waktu.
Jika Anda merasa tidak terganggu, mungkin ‘kewajiban’ ini wajar-wajar saja. Apalagi tampilan Vivoactive 3 juga ‘berkelas’.
Namun, bagi saya Vivoactive 3 tidak terlalu nyaman digunakan saat saya harus bekerja, dalam hal ini mengetik di komputer.
Fitur notifikasi cerdas juga terasa bermanfaat ketika saya sedang bersepeda, di mana saya bisa sekilas membaca pesan atau melirik panggilan masuk tanpa harus membuka smartphone yang biasanya saya taruh di dalam tas jika sedang bersepeda.
Apalagi dalam kondisi gelap maupun terang (di bawah sinar matahari), layar Vivoactive 3 masih bisa terbaca dengan sangat jelas.
Namun, fitur ini kadang terasa mengganggu saat saya sedang berlibur dan ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga. Alhasil saya sering men-disconnect-kan Vivoactive 3 dengan smartphone saya ketika saya sedang berlibur.
Bagaimana dengan fitur-fitur lainnya? Silakan Anda coba sendiri.