Penulis
Intisari-Online.com- Daniel Ek, pendiri dan CEO layanan streamiing musik populer Spotify kini menjadi Miliarder dan meraih kesuksesan.
Namun itu semua bukan diraihnya secara sekejap mata, Daniel Ek sudah tidak asing dengan menghasilkan uang sejak usia dini.
Bahkan dilansir dari cbnc.com, Daniel meninggalkan kuliahnya setelah hanya delapan minggu belajar.
Pada usia 14 tahun, pria asal Swedia ini telah mempelajari dan bahkan membuat situs web untuk perusahaan.
Baca Juga:Wah, Jenazah Jutawan Ini Dipakaikan Perhiasan Emas Rp1,3 Miliar Sebelum Dikremasi
Sering kali Daniel Ek bekerja di lab komputer sekolah menengahnya atau di rumah, pinggiran kota Stockholm.
Ek mengatakan bahwa dia mulai merancang halaman situs web untuk teman-teman dan perusahaan tertentu.
Dia mematok biaya hingga Rp 68 juta dan dapat menghasilkan hingga Rp 688 juta per bulan.
Ek melakukan semua ini tanpa sepengetahuan orang tuanya, hingga ibunya menyadari video gim dan gitar-gitar mahal, termasuk Fok Stratocaster 1957 asli yang dimiliki putranya itu.
Pada usia 18 tahun, Ek kemudian mempekerjakan programmer dan mengelola tim yang terdiri dari 25 orang.
Otoritas pajak Swedia segera menyadari bahwa bisnis Ek harus membayar sejumlah uang pajak.
Pada tahun 2002, selepas Ek lulus dari sekolah menengah atas ia menghentikan bisnisnya dan berhasil masuk kuliah di Royal Institute of Technology.
Namun delapan minggu kemudian dia memutuskan untuk keluar dan segera menemukan pekerjaan dengan beberapa perusahaan teknologi, termasuk situs e-commerce Swedia bernama Tradera yang kemudian dijual ke eBay.
Ek akhirnya mendirikan perusahaan pemasaran online miliknya sendiri, bernama Advertigo.
Advertigo kemudian dijualnya kepada perusahaan pemasaran digital Swedia, TradeDoubler pada tahun 2006 dengan harga sekitar Rp 17 miliar.
Baca Juga:Dari Luar Terlihat Sederhana, Begini Bagian Dalam Rumah Desainer Versace Ini. Mewah Banget!
Usianya baru 23, Ek kemudian memilih 'pensiun' berbisnis dan membeli Ferrari merah dan apartemen mewah di tengah Stockholm.
Dia terjebak kehidupan glamor hingga akhirnya sadar gaya hidup itu menekannya.
Kesadaran itu membawa Ek ke proyek besar berikutnya, pada 2006 dia bekerja sama dengan Martin Lorentzon, pendiri TradeDoubler, dan membuat Spotify.
Layanan streaming ini secara resmi diluncurkan ke pengguna di Eropa pada Oktober 2008 dan sekarang menuai kesuksesan besar dari banyaknya pengguna berbagai belahan dunia.
Baca Juga:Ketika Puluhan Orang Pasukan Komando Nazi Sukses Taklukan Lebih dari 1000 Orang Pasukan Belgia