Advertorial
Intisari-Online.com – Di masa lalu, dan mungkin sekarang juga, pekerjaan manufaktur merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang menjanjikan.
Tapi di masa depan, bukan manufakturlah yang berjaya. Melainkan kecerdasan buatan yang akan mengubah dunia.
Dilansir dari bbc.com, pendiri dan ketua Alibaba ini berpikir kita harus bersiap menghadapi gangguan besar pada pasar kerja.
“Dalam 200 tahun terakhir, manufaktur telah membuat banyak lapangan pekerjaan,” kata Ma dalam sebuah pidato di Forum Bisnis Global Bloomberg di New York.
“Namun mulai hari ini, semua itu berpindah ke kecerdasan buatan atau robot.”
Ke depannya, Ma mengatakan bahwa dia yakin bahwa industri jasa akan menjadi mesin penciptaan pekerjaan terbesar.
“Berbicara tentang manufaktur, kita seharusnya tidak berbicara Made in China atau Made in America. Tapi ini akan menjadi Made in Internet.”
Tapi untuk sampai sana, Ma melihat banyak hambatan. Salah satunya belum ada pendidikan yang benar untuk anak muda masa kini untuk melihat realitas pekerjaan di masa depan.
“Jika masih melihat pendidikan sekarang, anak-anak kita akan kehilangan pekerjaan dalam 30 tahun ke depan.”
Jadi, Ma menyarankan agar para orangtua harus mulai mengajari anak-anaknya untuk inovatif dan kreatif.
Salah satu saran Ma menyangkut kecerdasan buatan.
“Teknologi baru ini akan menghancurkan banyak pekerjaan. Tapi juga akan menciptakan banyak pekerjaan baru lainnya.”
“Masalahnya apakah anak kita semua siap menghadapinya?” tanya Ma.
“Memang sedikit sulit, tapi saya optimis bahwa kita harus berani melawan revolusi teknologi,” terang Ma.
Tentu saja pidato Mas ini sangat berbeda dengan visi ekonomi yang dianut Presiden Donald Trump, yang mengkampanyekan agenda populis “America First” dan berulang kali membuat janjinuntuk memulihkan pekerjaan manufaktur AS.