Penulis
Intisari-Online.com - Tahun 1913, Adolf Hitler yang berusia 24 tahun harus masuk wajib militer Austria. Namun ia menghindar, malah lari ke kota Muenchen di Jerman.
Dia dicari-cari polisi Austria karena dianggap desersi. Kemudian Februari 1914 dia pulang ke Austria untuk menjalani tes fisik masuk milisi.
Tetapi karena kondisi fisiknya yang kurang baik, ia dibebaskan dari kewajiban tersebut.
Ketika Perang Dunia I pecah Agustus 1914, Adolf Hitler yang enggan dan tidak fit untuk wamil di negaranya, malah secara sukarela mamasuki tentara Jerman.
(Baca juga: Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang)
Untuk itu ia mengajukan permohonan kepada penguasa Bavaria, Raja Ludwig III, agar bisa diterima sebagai warga Bavaria.
Dia diterima dan dimasukan dalam Resimen Infanteri Bavaria ke-16 yang merupakan bagian dari AD Jerman.
Untuk pertama kalinya setelah menginjak dewasa, Hitler mulai memiliki tujuan, teman dan kedisiplinan.
Menjadi prajurit merupakan pekerjaan pertamanya yang nyata.
(Baca juga:(Foto) Ada Pesan Mengharukan dari Sang Ibu di Balik Foto-foto 'Menyeramkan' Putra Kecilnya Ini)
Ketika resimennya dikirim ke front, tugas Hitler adalah menjadi kurir pasukan. Ia dikenal sebagai pemberani namun kurang dalam kepemimpinan.
Sebagai kurir atau runner, dia memiliki tugas yang banyak mengandung bahaya.
Pada November 1914 sebuah peluru meriam Perancis meledak di pos komando yang baru sesaat dia tinggalkan.
Pos hancur dan seluruh staf di situ tewas atau luka berat.
(Baca juga:Kisah Paranormal ‘Pengambil’ Harta Karun: Perang Batin Jika Harta Itu Tidak Boleh Diambil oleh Si Penunggu)
Hitler yang berpangkat kopral, pada Desember 1914 memperoleh penghargaan Salib Besi Kelas Dua.
“Ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidupku,” katanya.
Tatkala teman-temannya mendorong-dorong agar dia mencari dan memacari seorang gadis Perancis, Hitler dengan ketus menolak.
Ia mengatakan “lebih baik mati daripada malu karena mencari-cari cewek Perancis.”
Pernyataan itu nantinya terbukti dengan sulitnya Hitler bergaul secara nyaman dengan kaum wanita.
Tetapi dalam hal kesetiakawanan, terhadap teman-temannya sesama prajurit, Hitler terkenal setia.
Setelah dia berkuasa nantinya, nasib teman-teman lamanya dia perhatikan. Tentu saja selama mereka tidak dianggap menjadi pesaing atau ancaman baginya.
Selama di front, Hitler diketahui tidak pernah merokok atau main ke tempat pelacuran.
Waktu senggangnya dia isi dengan merenung dan membaca, atau bermain dengan Folx, anjing terrier putih kesayangannya. Begitu sayangnya Hitler dengan anjing ini, sehingga suatu hari ketika Folx hilang,
Hitler menjadi sangat emosional. Rasa sayang dan keterikatannya terhadap anjing, di kemudian hari pun terwujud lagi terhadap Blondi, anjing Alsatia favoritnya.
Menjelang bunuh diri di bunkernya pada 30 April 1945, Hitler sempat memerintahkan dokter untuk menyuntik mati anjingnya lebih dulu.
Hitler yang di front memelihara kumis ala Gatutkaca, terluka pada Oktober 1916 dan dua tahun kemudian terkena serangan gas.
Hitler menerima bintang jasa Salib Besi Kelas Pertama pada Agustus 1918, hal yang cukup langka bagi seorang prajurit berpangkat kopral.
Ia masih terbaring di rumah sakit ketika perang berakhir dengan kekalahan Jerman. Seusai perang, kumis Hitler berganti gaya ala Charlie Chaplin.
Bintang ‘film bisu’ yang ternyata merupakan aktor favorit bagi Hitler.
Dengan kumis gaya baru itu Hitler rupanya berharap supaya dirinya tampak lucu padahal malah tambah mengerikan.
(Baca juga:Terkenal Sebagai Pasukan Khusus Kelas Dunia, Navy SEAL Ternyata Babak Belur Oleh Viet Cong)