Find Us On Social Media :

Kisah Pesawat B-29 Superfortress, Algojo Pamungkas Penutup Lembaran Kelam Perang Dunia II

By Ade Sulaeman, Rabu, 28 Maret 2018 | 15:30 WIB

Pengebom B-29 yang mampu menjangkau jarak 6.600 km mendarat pertama kali di Timur Jauh pada 24 April 1944. Pesawat tiba di Kwanghan, China tergabung dalam jajaran AU AS ke-20 (US 20th Air Force).

(Baca juga: Dulu Lahir Prematur Dengan Otak Terlihat dari Kulitnya, Sekarang Beginilah Penampilan Bayi Ini di Ulang Tahun Pertamanya)

Pada 5 Juni 1944, B-29 mulai melakukan penyerangan terhadap Bangkok,Thailand. Sepuluh hari kemudian, 50 B-29 melakukan penyerangan terhadap Yawata, Jepang.

Inilah serangan lanjutan AS terhadap Jepang, setelah yang pertama dilakukan 16 B-25 di bawah pimpinan Letkol Jimmy Doolittle pada April 1942 dari geladak USS Hornet.

Adalah Mayjen Curtis E. LeMay, pada 20 Januari 1945 ditunjuk sebagai Komandan Komando Pengebom XXI, USAAF, berkekuatan Superfortress.

LeMay langsung mengumumkan perubahan radikal peran pengebom B-29 dari fungsi utama sebagai pengebom strategis menjadi pengebom taktis dengan terbang rendah (di bawah 10.000 kaki) pada malam hari guna memuntahkan bom-bom bakar (incendiary bomb).

Serangan pertama menggunakan taktik LeMay terhadap Jepang dilakukan 9-10 Maret 1945. Sebanyak 302 B-29 dikerahkan untuk melumat Kota Yawata dan Tokyo. LeMay kehilangan 14 pesawat dalam aksi tersebut.

Namun, penyerangan terus dilakukan hingga 10 hari ke depan dengan tambahan sasaran: Nagoya, Osaka, dan Kobe. AS menghujani 10.000 ton bom ke kota-kota itu.

Malam 25-26 Mei 1945, serangan terhadap Tokyo plus Yokohama kembali dilakukan oleh 464 B-29. Dalam serangan ini AS kehilangan 26 pesawat, namun berhasil menewaskan 500 ribu penduduk dan menyebabkan 13 juta warga kehilangan rumahnya.

Kebrutalan serangan AS makin menjadi-jadi. Banyak sejarawan kala itu memperkirakan bahwa   Jepang akan segera hancur oleh serangan pengebom B-29.

Ramalan itu terbukti ketika dua B-29 model silverplate diikutsertakan dalam misi bom atom, Proyek Manhattan. Enola Gay dan Bockscar, nama kedua B-29, masing-masing menjatuhkan bom atom “Little Boy” di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan “Fat Man” pada 9 Agustus 1945 di Nagasaki.

Pengeboman dari ketingian 31.000 kaki itu menewaskan 240.000 orang seketika. Jepang menyerah, PD II berakhir. Enola Gay kini tersimpan di Smithsonian Museum, sementara Bockscar di National Museum of United States Air Force.

(Ditulis oleh Roni Sontani. Seperti pernah dimuat di Majalah Angkasa edisi Februari 2016)

(Baca juga: Demi bertahan Hidup, Bus Malam Lebih Mewah Dari Pesawat, Kemewahan Kabinnya Bikin Takjub!)