Find Us On Social Media :

Hari Meteorologi Sedunia: Meramal Cuaca Ada Seninya Namun Bukan Berarti Antisalah

By Ade Sulaeman, Jumat, 23 Maret 2018 | 16:00 WIB

Lompatan di bidang pengamatan cuaca terjadi pada 1960 sewaktu TIROS I, satelit cuaca pertama yang dilengkapi kamera TV, diluncurkan ke angkasa. Kini, satelit-satelit cuaca mengorbit Bumi dari kutub ke kutub!

Satelit geostasioner tetap bertahan pada posisi di atas permukaan Bumi dan terus-menerus memonitor bagian Bumi yang berada dalam jarak pandang mereka. Kedua jenis satelit itu mengirimkan rekaman gambar cuaca. Hasil prakiraan semakin akurat.

Memprakirakan cuaca

Relatif mudah dan cepat untuk mengetahui cuaca sekarang. Namun, untuk memprediksi cuaca satu jam, sehari, atau seminggu kemudian adalah soal lain.

Tidak lama, setelah PD I, meteorolog Inggris Lewis Richardson beranggapan bahwa karena atmosfer mengikuti hukum fisika, ia dapat menggunakan matematika untuk memprediksi cuaca. Namun, rumusnya rumit dan proses penghitungannya menghabiskan waktu.

Akibatnya,  garis batas antara udara hangat dan dingin sudah hilang sebelum pemrakira menyelesaikan perhitungan itu. Lagi pula, Richardson menggunakan pengukuran cuaca yang diambil pada interval enam jam.

"Prakiraan akan sedikit berhasil hanya jika pengukuran diambil pada interval maksimal tiga puluh enam menit," kata meteorolog Prancis,Rene Chaboud.

Untung, dengan perangkat komputer penghitungan dapat diselesaikan jauh lebih cepat. Para meteorolog pun tetap  bisa menggunakan perhitungan Richardson untuk mengembangkan model numerik kompleks serangkaian ekuasi matematis yang meliputi semua hukum fisika yang mengendalikan cuaca.

Untuk mengunakan ekuasi ini, mereka memilah-milah permukaan Bumi dengan pola garis-garis persegi. Sekarang, model global yang dipakai oleh Kantor Meteorologi Inggris memiliki ruang pola garis-garis persegi 80 km.

Atmosfer di atas setiap pola persegi disebut kotak. Pengamatan angin, tekanan udara, temperatur, dan kelembapan atmosfer dicatat pada 20 tingkat ketinggian.

Selanjutnya komputer menganalisis data yang diterima dari stasiun observasi di seluruh dunia - lebih dari 3.500 stasiun - kemudian menghasilkan prakiraan cuaca dunia untuk 15 menit ke depan.

Sekali hal ini dilakukan, prakiraan untuk 15 menit berikutnya bisa dihasilkan secara cepat. Dengan mengulangi proses itu berkali-kali, sebuah komputer dapat membuat prakiraan global enam hari hanya dalam waktu 15 menit.