Find Us On Social Media :

Waffen SS, Pasukan Andalan Nazi yang Dikhianati oleh Pemimpinnya yang Ternyata Seorang Pengecut

By Ade Sulaeman, Kamis, 22 Maret 2018 | 16:00 WIB

Intisari-Online.com - Menjelang berakhirnya perang, ketika pasukan Nazi terus terdesak mundur, dan Tentara Merah mendekati Berlin, kekejaman SS pun juga tertuju terhadap bangsanya sendiri.

Mereka menangkapi prajurit Jerman yang dianggap melarikan diri, dan langsung mengeksekusinya dengan menggantung mereka sebagai ‘pengeut’ atau ‘penghianat’.

Padahal tak jarang para prajurit yang naas itu memang terpisah dari induk pasukannya karena situasi medan perang.

Kefanatikan Waffen-SS membuatnya merasa hanya merekalah yang sesungguhnya dapat menjadi juru selamat Jerman pada saat-saat genting itu.

(Baca juga: 4 Manfaat Paling Luar Biasa dari Daun Jambu Biji, Obat dari Banyak Penyakit Mematikan)

Ketika itu Tentara Merah pimpinan Marsekal Zhukov dan Koniev sudah menjelang pintu gerbang masuk Berlin.

Sedangkan di Barat tentara Jenderal Patton dan Montgomery pun sudah berhasil menyeberangi Sungai Rhine.

Hitler di sarangnya yang berupa bunker bawah tanah, semakin mundur fisik maupun mentalnya.

Ia tidak tahu kondisi lapangan yang sebenarnya lagi. Namun ia tetap mampu menguasai kesetiaan banyak pengikutnya, walau tidak lagi seluruhnya seperti dulu.

Misalnya para tokoh seperti laksamana Karl Doenitz, Heinrich Himmler, dan Dr Albert Speer berniat menuju utara, sementara Hermann Goering dan Ribbentrop mau ke selatan menjauhi Berlin, dan juga Hitler.

Mereka berpamitan dengan Hitler dan masing-masing mencari jalan sendiri sekeluarnya dari bunker yang dijaga ketat oleh SS-Leibstandarte.

Hitler tetap menunjukkan kehangatan kepada para sobat dan rekan seperjuangannya, seolah-oleh tak peduli bahwa mereka akan meninggalkannya.