Akibat Virus Corona, Donald Trump Lakukan Gencatan Senjata dalam Perang Dagang Selama 18 Bulan Dengan China, Bahkan Presiden AS Tersebut Sudah Tawarkan Ini!

May N

Penulis

Donald Trump tawarkan gencatan senjata perang dagangnya dengan China dan tawarkan bala bantuan untuk mengatasi virus corona

Intisari-online.com -Presiden AS Donald Trump menawarkan kepada China bantuan apa pun yang diperlukan pada hari Senin (27/1/2020) untuk mengendalikan wabah virus corona yang telah menewaskan 81 orang.

Virus corona telah menyebabkan puluhan juta warga China terdampar saat musim liburan Tahun Baru Imlek dan mengguncang pasar global.

Melansir Reuters, kecemasan akan penyebaran kasus ini menyebabkan saham global jatuh, harga minyak mencapai posisi terendah tiga bulan, dan yuan Tiongkok merosot ke level terlemahnya pada tahun 2020.

Investor khawatir akan dampak wabah virus corona terhadap kerusakan pada ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Baca Juga: RSHS Bandung Isolasi 2 Pasien Terduga Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Dokternya

Apalagi ada larangan perjalanan dan perpanjangan liburan Tahun Baru Imlek.

"Kami sudah melakukan komunikasi yang sangat dekat dengan China mengenai virus ini," tweeted Trump, yang melancarkan perang dagang selama 18 bulan dengan Beijing dan baru saja melakukan gencatan senjata beberapa waktu lalu.

"Kami telah menawarkan bantuan kepada Tiongkok dan Presiden Xi (Jinping). Para ahli kami luar biasa!" tweet Trump.

Terkait virus corona, Perdana Menteri China Li Keqiang turun langsung untuk mengunjungi kota Wuhan, pusat penyebaran virus, untuk menyemangati pekerja medis dan menjanjikan bala bantuan.

Baca Juga: Korban Meninggal Akibat Virus Corona Semakin Banyak, Ini Profil Orang yang Rentan Meninggal Akibat Virus Corona, Data Baru Untuk Pakar Medis Dunia!

Mengunjungi Wuhan dengan pakaian pelindung dan topeng biru, Li memuji petugas medis dengan mengatakan 2.500 lebih banyak pekerja akan bergabung dengan mereka dalam dua hari ke depan.

Li juga mengunjungi lokasi rumah sakit baru yang akan selesai dibangun dalam beberapa hari.

Li merupakan pemimpin paling senior China yang mengunjungi Wuhan sejak mewabahnya virus corona.

Kedatangan Li ditayangkan di TV pemerintah dan mengetengahkan pekerja medis dengan teriakan "Wuhan jiayou!" - ini merupakan dorongan untuk menjaga semangat mereka pekerja medis.

Baca Juga: Suku Kanibal Terakhir di Dunia Ini Hidup Damai di Papua, Berdampingan Dengan Alam dan Tidak Serakah, Potretnya Menakjubkan

Kemarahan memuncak

Di media sosial China yang kerap disensor, para pejabat menghadapi kemarahan yang meningkat atas penyebaran virus corona.

Virus ini diperkirakan berasal dari pasar tempat satwa liar dijual secara ilegal.

Beberapa orang mengkritik gubernur provinsi Hubei, yang mana Wuhan adalah ibu kotanya, setelah ia mengoreksi dirinya dua kali selama konferensi pers mengenai jumlah masker wajah yang diproduksi.

Baca Juga: Kisah Kebaikan Kapiten Gan Djie di Batavia, Kini Bisa Dicoba di Glodok

"Jika dia dapat mengacaukan data beberapa kali, tidak heran penyakitnya telah menyebar begitu parah," kata salah satu pengguna platform media sosial Weibo.

Dalam kritik-diri publik yang jarang terjadi, Walikota Wuhan Zhou Xianwang mengatakan manajemen krisis kota itu "tidak cukup baik" dan mengindikasikan ia bersedia untuk mengundurkan diri.

Salah satu kota pusat China yang berpenduduk 11 juta orang saat ini sudah terisolasi.

Selain itu, sebagian besar Hubei, rumah bagi hampir 60 juta warga, berada di bawah semacam pembatasan perjalanan.

Baca Juga: Punya Harta 37 Kali Lebih Besar dari Orang Terkaya di Dunia, Sang Raja Diraja dari Tangerang Ini Sesumbar akan Lantik Seluruh Presiden dan Raja di Muka Bumi, Ini Sumber 'Kekayaannya'

Di tempat lain di China, orang-orang dari wilayah itu menghadapi pertanyaan tentang pergerakan mereka.

"Orang-orang Hubei didiskriminasi," seorang warga Wuhan mengeluh di jejaring media sosial Weibo.

Beberapa kasus terkait dengan orang yang melakukan perjalanan dari Wuhan telah dikonfirmasi di lebih dari dua puluh negara, mulai Jepang hingga Amerika Serikat, di mana pihak berwenang mengatakan mereka memiliki 110 orang yang tengah diselidiki di 26 negara.

Sri Lanka merupakan negara terbaru yang mengkonfirmasi kasus virus corona.

Baca Juga: Kisah Delapan Teko Teh yang Mengemuka Setelah Bangunan Apotek Dihidupkan Kembali

Investor khawatir

Investor khawatir tentang dampak pada perjalanan, pariwisata dan kegiatan ekonomi yang lebih luas.

Konsensusnya adalah bahwa dalam jangka pendek, output ekonomi akan terpukul ketika pihak berwenang membatasi perjalanan dan memperpanjang pekan liburan Tahun Baru selama tiga hari untuk membatasi penyebaran virus.

Bursa saham Asia dan Eropa jatuh. Indeks Nikkei Jepang, misalnya, anjlok 2%, yang merupakan penurunan harian terbesar dalam lima bulan terakhir.

Baca Juga: Coba Fitur Baru Gojek, Sembunyikan Nomor Telepon Kita dan Driver

Pun demikian dengan indeks acuan Eropa yang turun lebih dari 2%. Di sisi lain, permintaan untuk aset safe-haven seperti yen Jepang dan Treasury note melonjak tajam.

"China adalah pendorong terbesar pertumbuhan global sehingga ini tidak mungkin dimulai di tempat yang lebih buruk," kata Alec Young, direktur pelaksana FTSE Russell untuk riset pasar global.

Selama wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) 2002-2003, yang berasal dari China dan menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia, permintaan penumpang udara di Asia anjlok 45%. Industri perjalanan lebih bergantung pada pelancong Tiongkok sekarang.

Angka resmi terbaru menyebutkan jumlah total kasus virus corona yang dikonfirmasi di Tiongkok mencapai 2.835 orang, di mana sekitar setengahnya berada di Hubei.

Baca Juga: Dua Keunikan Pasar Bandeng Rawabelong Jakarta

Beberapa ahli menduga, angka korban yang terinveksi virus corona jauh lebih tinggi.

Pejabat Hubei menginformasikan, jumlah kematian di wilayah itu naik menjadi 76 orang dari sebelumnya 56 orang, dengan lima kematian di tempat lain di China termasuk yang pertama di Beijing.

Hong Kong yang memiliki delapan kasus, melarang masuknya warga yang mengunjungi Hubei baru-baru ini.

Beberapa operator tur wisata Eropa membatalkan perjalanan ke China, sementara pemerintah di seluruh dunia berupaya keras untuk memulangkan warga negaranya.

Baca Juga: Luka yang Digoreskan Trio Ikan Asin Sudah Terlalu Dalam Menembus Hatinya, Fairuz: Sampai Saya Masuk Akhirat, Saya Tidak Akan Mau Maafkan

Secara resmi dikenal sebagai 2019-nCoV, virus corona yang baru diidentifikasi dapat menyebabkan pneumonia.

Akan tetapi masih terlalu dini untuk mengetahui seberapa besar bahayanya dan seberapa mudah penyebarannya.

"Apa yang kita ketahui tentang virus ini adalah bahwa penularan terjadi melalui kontak manusia tetapi kita berbicara tentang kontak dekat, yaitu kurang dari satu meter," kata Jerome Salomon, seorang pejabat senior di kementerian kesehatan Prancis.

"Berpapasan dengan seseorang yang terinfeksi di jalan tidak menimbulkan ancaman.

Baca Juga: Padahal Sudah Bersuami 3 Wanita Ini Masih Doyan Selingkuh, dan Akui Koleksi Banyak Pria, Di Balik Perselingkuhan Itu Ternyata ada Fakta Menyedihkan

Risiko rendah ketika Anda menghabiskan sedikit waktu di dekat orang itu dan menjadi lebih tinggi ketika Anda menghabiskan banyak waktu di dekat orang itu," papar Salomon.

(Barratut Taqiyyah Rafie)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Trump tawarkan bantuan apa pun kepada China untuk kendalikan wabah virus corona

Artikel Terkait