Find Us On Social Media :

Demi Mencapai Pencerahan Sempurna, Para Biksu Jepang Melakukan Pertapaan dan Mengubah Dirinya Menjadi Mumi

By Editorial Grid, Rabu, 21 Maret 2018 | 20:00 WIB

Intisari-Online.com - Beberapa mumi dipajang di sebuah kuil dalam keadaan duduk bersila.

Kondisi dan tubuhnya kering kerontang menjadi mumi. Kulitnya menyatu dengan tengkoraknya, kedua bola matanya tak terlihat lagi

Mumi-mumi itu masih mengenakkan pakaian kebesaran sebagai biksu, memegang tasbih diantara kedua tangannya, dengan Khusyu seolah melafadzkan doa pada pencipta.

Pemandangan tersebut bukanlah sebuah rekaan untuk menampilkan gaya terbaik mumi di biara, namun wujud pencapaian dirinya yang konon telah selesai menjalankan ibadahnya dan mencapai sang pencipta.

Bukan rahasia lagi jika sekte Buddha adalah sebuah ajaran yang konon muncul dari sebuah ide dan pencerahan fisik.

Beberapa meyakini untuk mencapai status sebagai Buddha, seorang biksu melakukan pertapaan dalam jangka waktu lama.

BACA JUGA : Untuk Mencapai Kesempurnaan Hidup, Petapa Sakti dari India Ini Puasa hingga 70 Tahun

BACA JUGA : Puluhan Tahun Jadi Misteri, Sosok Wanita dalam 'Kerumunan' Ilmuwan Pria Tahun 1971 Ini Terungkap Berkat Twitter

Mereka juga mengubah diri menjadi mumi, yang konon teknik dan ajaran ini adalah terlarang untuk dilakukan.

Sebuah laporan di Jepang menyebutkan, ratusan biksu telah mencoba praktik mumifikasi yang mengubah dirinya menjadi mumi.

Hal ini bukan tanpa sebab dan tanpa alasan, namun sebuah ajaran yang menuntun mereka untuk menuju pencerahan sejati demi diangakat menjadi seorang Buddha dalam ajarannya.

Proses tersebut dikenal sebagai Sokushinbutsu, ritual aneh yang dilakukan biarawan Jepang hingga mengubah dirinya sendiri menjadi mumi. 

Dilansir Melalui Altas Obscura proses mumifikasi tersebut juga menggunakan sebuah prosedur.

BACA JUGA : Bukannya Kagum, 7 Patung Ini Malah Membuat Kita Merinding dan Ketakutan Hanya Dengan Melihatnya

Ketika melakukukan Sokushinbutsu biksu tersebut berada di sebuah tempat dan menyendiri selama itu ia melakukan pertapaan dan berdoa.

Selama tiga tahun, para biksu akan makan makanan khusus yang hanya terdiri dari kacang-kacangan dan biji-bijian, saat mengambil bagian dalam aktivitas fisik ketat yang menelanjangi lemak tubuh mereka.

Mereka kemudian hanya memakan kulit kayu dan akar selama tiga tahun dan mulai meminum teh beracun yang terbuat dari getah pohon urushi, biasanya digunakan untuk mangkuk pernis.

Hal ini bisa menyebabkan muntah dan kehilangan cairan tubuh secara cepat, dan yang paling penting membunuh semua belatung yang bisa menyebabkan tubuh membusuk setelah kematian. 

BACA JUGA : (Foto) Pas Banget, Foto Ini Tunjukan Detik-detik Sebelum Sebuah Kejadian Menimpa Seseorang

Hingga, seorang biksu yang mengubah dirinya menjadi mumi juga mengunci diri di sebuah makam batu yang sangat kecil, di mana dia tidak akan bergerak dari posisi teratai.

Sambungan satu-satunya ke dunia luar adalah sebuah tabung udara dan bel. Setiap hari, dia membunyikan bel untuk membiarkan orang di luar tahu bahwa dia masih hidup atau sudah mati. Saat bel berhenti berdering, tabung itu dilepas dan makamnya disegel.

Tidak semua biksu yang mencoba mumifikasi diri berhasil. Saat kuburan akhirnya dibuka, beberapa mayat ditemukan membusuk.

Biarawan yang membusuk lalu disegel kembali di makam mereka, Mereka dihormati karena daya tahan mereka, tapi mereka tidak disembah.

Para biksu yang telah berhasil mumifikasi diri diangkat ke status Buddha, dipamerkan, dan cenderung dipuja oleh beberapa pengikutnya. ( Afif Khoirul M )