Penulis
Intisari-online.com -Siapa yang tidak kenal dengan Ningsih Tinampi?
Dukun asal Pasuruan, Jawa Timur ini mengklaim mampu menyembuhkan beragam macam penyakit hanya dengan membaca Al-Fatihah.
Pasiennya telah mencapai 30 ribu orang, bahkan antrian pendaftarannya bisa mencapai hitungan bulanan bahkan tahunan.
Ia juga memiliki kanal YouTube dengan jumlah pengikut 2.21 juta.
Isi YouTube miliknya adalah video tindakan terapinya.
Salah satunya adalah video yang diunggah pada 25/11/2019, berjudul "Ganasnya Penyakit Lifer"
Ia menceritakan kesulitannya saat sakit liver, yaitu perut bengkak, mobilitas terbatas dan harus dibantu kursi roda dan kesulitan melakukan gerakan sholat.
Setelah berobat ke Ningsih Tinampi ia sudah tidak perlu kursi roda, perutnya mengecil dan lunak dan sudah bisa sholat lima waktu.
Ia melakukan anjuran Ningsih Tinampi berupa meminum air rebusan pare pagi, siang dan sore (terkadang hanya pagi dan sore) dan mengklaim sudah merasa lebih baik.
Selanjutnya Ningsih mengatakan penderita liver pantang mengonsumsi ikan laut, karena memicu gatal.
Lanjut lagi, jika diterawang secara gaib, liver akan membengkak, busuk dan banyak belatung.
Ia kembali menyarankan konsumsi air rebusan pare dan temulawak, dan melarang si penderita liver mengkonsumsi obat yang sempat ia tanyakan.
Ia merujuk ke pengobatan alami dan herbal lebih baik dari konsumsi obat.
Selanjutnya Ningsih melakukan terapi dengan memijat perut bagian kiri bawah si penderita liver dan menanyakan sudah berapa kali si pria melakukan terapi.
Ia menjawab saat itu kali keduanya terapi.
Ningsih lanjut bertanya butuh waktu berapa lama untuk perut si penderita dapat mengecil, ia menjawab 4 hari.
Lalu Ningsih mengatakan kepada kamera, "dalam empat hari perutnya mengecil."
Kemudian ia melanjutkan itulah mukjizat dari Allah dan mukjizatnya Al Fatihah.
Di akhir video, si penderita liver mengangkat ibu jarinya untuk memberikan penilaiannya kepada pengobatan Ningsih Tinampi.
Masih banyak video lain yang diunggah pada kanal YouTube miliknya, sebagai upaya promosi pengobatan alternatifnya ke media sosial.
Cara ini cukup jitu, sebab promosi seperti ini jarang dilakukan dukun, tabib atau profesi sejenisnya.
Sehingga ia cepat terkenal, tercatat, akun yang dibuat pada 7 Agustus 2018 tersebut sudah memiliki pengikut 2.21 juta (per 20/1/2020).
Pertanyaannya, mengapa pengobatannya begitu cepat kondang?
Jawabannya adalah Ningsih tak lain merupakan fenomena kesehatan yang selalu muncul di Indonesia.
Ia merupakan cara termudah masyarakat yang masih gagap terhadap ilmu pengobatan modern, sekaligus hasil kegagalan pemerintah menyediakan layanan kesehatan yang terjangkau, berkualitas, dan mudah diakses.
Sebelumnya banyak yang sudah kita ketahui pengobatan alternatif tidak berdasarkan kajian ilmiah, seperti Klinik Tong Fang (2012), dukun cilik Ponari (2009) yang memberikan cara cepat sembuh berbagai penyakit tanpa harus ke dokter.
Mereka menjanjikan harga murah dan jaminan kesehatan, sebuah iming-iming yang sulit ditolak warga negara Indonesia yang senang mendambakan keajaiban.
Pengobatan alternatif menawarkan janji manis kesembuhan yang tidak didapat ketika pasien berobat ke dokter, serta pasien diminta meminum obat terlalu banyak, hal yang tidak ditemukan di pengobatan alternatif.
Semuanya juga didapat dengan banderol harga murah, dan keramahan dari sang tabib.
Jika dinalar, pengobatan yang diberikan oleh tabib seperti Ningsih sama sekali tidak berdasarkan landasan keilmuan, bahkan cenderung mistis dan penuh takhayul.
Ningsih mengaku mendapat kekuatan saat diselingkuhi mantan suaminya, ia pergi ke dukun dan diberitahu ia memiliki energi untuk menyembuhkan penyakit dan mengusir jin.
Kemampuan tersebut tentunya serasa mustahil, tetapi justru banyak orang memberikan testimoni positif, mengapa demikian?
Rupanya jawabannya adalah efek sugesti atau placebo.
Efek placebo sudah banyak diteliti.
Sebuah survei tahun 2010 menunjukkan bahwa sebanyak 56% dari 400 dokter memberikan resep obat placebo pada pasien mereka.
Namun kali ini lebih dari sekadar obat-obatan "bohongan" namun efek placebo pada kesehatan manusia.
Placebo adalah perawatan medis yang sebenarnya tidak memiliki efek yang bermanfaat bagi kesehatan manusia namun manusia yang menerimanya merasa mendapatkan manfaat.
Fenomena ini lalu disebut dengan efek placebo.
Dalam sebuah penelitian di Journal of Experimental Psychology, sebanyak 164 mahasiswa di Colorado College diteliti kebiasaan tidur mereka.
Penelitian ini bertujuan "membohongi" sebagian mahasiswa bahwa mereka memiliki kualitas tidur yang baik.
Hasilnya mereka yang diberitahu bahwa kualitas tidur mereka baik (padahal sebenarnya tidak), nilai dari kuesioner lebih bagus daripada yang diberitahu bahwa kualitas tidur mereka tidak baik (padahal iya).
Ini adalah penelitian dengan efek placebo yang disengaja untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya atau tidak.
Efek ini bisa memiliki pengaruh sebab diberikan oleh mereka yang dianggap memiliki otoritas.
Namun Anda juga bisa "membohongi" diri sendiri dan memanfaatkan kekuatan efek placebo ini.
Jika Anda kurang tidur, fokus akan istirahat Anda bukan ke susah tidur yang Anda alami.
Ada penelitian lain yang menghasilkan fakta bahwa mereka yang diberi informasi bagus mengenai kesehatan mereka, maka kesehatan mereka ikut membaik, padahal mereka sebenarnya tidak olahraga secara reguler dan sebelumnya tidak begitu bagus kesehatannya.
Jadi itulah mengapa masyarakat lebih menyukai pengobatan macam Ningsih Tinampi, ditipu dengan efek placebo, mereka dijanjikan peningkatan kontrol diri, percaya diri, dan perbaikan kesehatan.
Namun perlu diingat, efek itu bersifat semu karena tidak menyasar sumber asli penyakit.
Baca Juga: 5 Cara Membuat Masker Lidah Buaya untuk Kulit Wajah Kencang dan Bebas Kerut