Anak Presiden ini Jadi Wanita Terkaya di Afrika dan Sukses Menjadi Pebisnis, Tetapi Kenyataan di Baliknya Terkuak Setelah Beberapa Dokumen 'Bocor', Tunjukkan Skema Pencurian Mengerikan 'Itu Semua Balas Dendam'

May N

Penulis

Isabel dos Santos, pebisnis dan anak mantan presiden Angola, Jose Eduardo dos Santos, dituduh melakukan korupsi setelah beredarnya Luanda Leaks

Intisari-online.com -Isabel dos Santos adalah putri dari Mantan Presiden Angola.

Ia adalah wanita paling kaya di Afrika.

Dari Wikipedia, disebutkan ia adalah pebisnis Angola sekaligus anak tertua Jose Eduardo dos Santos, yang memimpin negara tersebut dari tahun 1979 sampai 2017.

Tahun 2015, Isabel dinamakan BBC sebagai satu dari 100 wanita paling berpengaruh di dunia.

Baca Juga: Konon Disuruh Lompat 1.000 Kali Setiap Hari, Bukannya Tumbuh Tinggi, Bocah Ini Justru Jadi yang Terpendek di Kelas, Kok Bisa? Begini 5 Cara yang Benar Tambah Tinggi Badan

Namun beberapa hari ini beredar info mengenai bocornya beberapa dokumen yang menunjukkan cara haram Isabel mendapatkan kekayaannya.

Dilansir dari South China Morning Post, tim investigasi kondang International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) berhasil mendapatkan dokumen rahasia bersama badan anti korupsi Afrika (PPLAAF).

Dinamakan Luanda Leaks, proyek ini didasarkan pada koleksi 715.000 email, diagram, kontrak, data audit dan akuntan mendetail mengenai operasi bisnis Isabel dos Santos.

Dokumen yang mencakup periode antara 1980 sampai 2018 telah direview oleh lebih dari 120 jurnalis dari 37 media, termasuk Guardian, BBC dan Expresso, koran Portugis.

Baca Juga: Tidak Hanya Pemakzulan, Donald Trump Rupanya Menghadapi Masalah Beruntun, Salah Satunya Mengenai Keuangannya, Simak Bagaimana Rencana Pengacara Trump untuk Membelanya!

Hasil investigasi oleh ICIJ tunjukkan jika Isabel mengalirkan ratusan juta dollar uang negara ke akun pribadinya.

Atau, dengan kata yang lebih sederhana, Isabel telah dituduh korupsi.

Termasuk dalam Luanda Leaks adalah Panama Papers, skandal pajak besar-besaran di tahun 2016 yang diinvestigasi ICIJ bersama dengan media Munich Suddeutsche Zeitung.

Bulan lalu, seorang pengacara berkebangsaan Angola telah membekukan rekening bank dan aset yang dimiliki oleh Isabel dan suaminya, Sindika Dokolo.

Baca Juga: Kesaksian 'Letjend Imperial Forces The Pentagon' Sunda Empire Sebut Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Jadi Gubjend di Sana Namun Dipecat: 'Saya Sendiri Tidak Kenal'

"Berdasarkan koleksi lebih dari 715.000 file, investigasi kami menekankan pelanggaran sistem peraturan internasional yang memperbolehkan jasa profesional untuk melayani pihak berkuasa tanpa pertanyaan dilontarkan bahkan sekali pun," tulis ICIJ.

ICIJ mengatakan timnya yang terdiri dari 120 jurnalis di 20 negara mampu mengikuti langkah "bagaimana pasukan firma keuangan, pengacara, akuntan, petugas pemerintah Barat dan perusahaan manajemen membantu Isabel dan Sindika menyembunyikan aset dari pihak pajak yang berwenang."

Pengacara Isabel menyebut penemuan ICIJ sebagai "serangan yang sangat terkoordinasi" yang dirancang oleh pemimpin Angola saat ini.

"Sangat jelas jika klien kami adalah sasaran serangan terkoordinasi untuk reputasi dan bisnisnya," ujar pengacara Isabel dilansir dari Guardian.

Baca Juga: Awalnya Modal Nekat dengan Lakukan Hal 'Tak Tahu Malu' Ini, Meski Terpaut Usia 10 Tahun, Guru Geografi Ini Akhirnya Nikahi Artis Terkenal, Pernikahannya Juga Curi Perhatian!

Ia mengatakan jika pemerintah Angola mengejarnya sebagai tindakan balas dendam yang ditujukan untuk mendiskreditkan Isabel dan ayahnya.

Isabel memimpin perusahaan minyak nasional Angola bernama Sonangol, majalah Forbes tahun lalu mengestimasi kekayaan bersihnya sebesar 2.2 milar USD.

Setelah ayahnya lengser, presiden yang baru, Joao Lourenco memaksanya keluar dari perusahaan tersebut di tahun 2017 segera setelah Joao dilantik.

Isabel sendiri mengatakan dia mempertimbangkan mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu selanjutnya tahun 2022.

Baca Juga: Naas, Wanita Hamil dan Kelima Anaknya Ini Tewas Setelah Dipaksa Berjalan Melewati Api, dan Penduduk Satu Desa Dibantai oleh Aliran Sesat: 'Kami Terpilih oleh Tuhan'

ICIJ mengatakan firma konsultasi barat seperti PwC dan Grup Konsultasi Boston sepertinya telah mengabaikan bendera merah sembari membantunya menyembunyikan aset publik.

Pemimpin seluruh duniah telah secara virtual mengabaikan cara profesional pihak barat bermain untuk mempertahankan industri lepas pantai yang menuntun pada praktik cuci uang dan mengeringkan triliunan uang dari kantong negara," ujar laporan tersebut.

Koleksi dokumen tersebut termasuk surat yang menunjukkan konsultan membuat cara untuk membuka rekening bank non-transparan.

Satu dokumen rahasia yang dibuat oleh Grup Konsultasi Boston di September 2015 tunjukkan skema kompleks perusahaan minyak untuk memindahkan uangnya.

Baca Juga: Mengaku Bisa Panggil Nabi, Banyak Pasien Ningsih Tinampi Merasa Sembuh dan Membaik, Ternyata Riset Medis Menguatkan Fakta yang Satu Ini! Berikut Penjelasannya

Isabel yang menghabiskan waktunya di London, mengontrol industri antara Afrika dan Eropa terkait bank, telekomunikasi, TV, industri semen, tambang berlian, industri minuman keras, supermarket dan real estate.

Isabel dan suaminya mengatakan komputer milik pegawai mereka dan penasihat hukum telah dibajak.

Sindika sang suami yang berprofesi sebagai pebisnis dan pengoleksi benda seni, mengatakan jika aksi pemerintah ini merupakan "armageddon" dan beresiko pada ekonomi Angola.

Bisnis mereka telah mempekerjakan ribuan warga Angola dan menjadi kontributor pajak terbesar negara mereka.

Baca Juga: Baru 2 Bulan Menikah, Ibu Wanita Ini Tega Rebut Suaminya bahkan Sampai Hamil, 'Dia Mencuri Suamiku, Menghancurkan Keluarga dan Impianku

Isi dokumen yang bocor tersebut antara lain:

Perusahaan minyak nasional Sonangol menjual kepada Sindika aset mereka yang paling berharga: saham perusahaan minyak Portugis Galp, yang kini beraset 750 juta Euro setelah awalnya dibayar pinjamannya hanya 11 juta Euro.

Pembyaran firma konsultasi sebesar 115 juta dolar, yang dilakukan saat Isabel menjabat posisi tertinggi perusahaan Sonangol, dialirkan melalui perusahaan Dubai dan diawasi oleh rekannya.

Vendor bisnis dengan perusahaan berlian negara dituduh menghasilkan 200 juta dolar dari utang publik yang mengangkat perusahaan perhiasan Swiss yang dimiliki oleh Sindika.

Baca Juga: WhatsApp Minggu Sore 'Down', Persulit Pengguna Untuk Kirim Gambar, Stiker Bahkan File dan Halangi Buat Status, Diduga Hanya Terjadi di Sebagian Pulau Jawa, Mengapa?

Dua perusahaan Isabel dan subkontraktor mereka didirikan untuk mengumpulkan dana 500 juta Dolar dari pembayaran pengembangan real estate bergaya Dubai di ibukota Angola, Luanda, yang kemudian dibatalkan oleh presiden baru karena dianggap kompensasi yang keterlaluan.

Artikel Terkait