Penulis
Intisari-online.com -Sebuah virus mematikan menyebar dengan cepat di wilayah Wuhan, kota di sentral China.
Virus yang kini dinamai virus Wuhan, adalah sebuah virus pneumonia, dan diyakini berasal dari famili yang sama dengan virus SARS.
Dilansir dari South China Morning Post, di Hong Kong, penyebarannya sangat cepat, mirip dengan SARS 17 tahun yang lalu, yang merenggut nyawa 299 manusia.
Saat ini, dilaporkan lusinan kasus yang mirip telah terjadi.
Komisi Kesehatan Wuhan awalnya menyebutkan ke publik pada 31 Desember 2019. jika ada 27 kasus pneumonia di kota tersebut, pasien pertama sakit pada 12 Desember 2019.
Gejala yang dialami adalah demam dan kesulitan bernafas.
Tidak ada seminggu, jumlah kasus serupa di Wuhan meningkat hingga angka 59, termasuk 7 kasus serius akut.
Semua pasien diisolasi untuk perawatan, tetapi belum tercatat kematian.
Namun penelitian selanjutnya menemukan fakta lebih mengerikan lagi.
Virus Wuhan, diidentifikasi sebagai coronavirus, dapat menyebar ke seluruh dunia, menurut WHO (World Health Organisation) dilansir dari World of Buzz 15/1/2020.
Kini, sudah ada 1 pasien meninggal akibat virus ini.
Dilaporkan jika wanita China di Thailand telah dikarantina di rumah sakit pada 8/1/2020, saat yang sama virus itu dideteksi ada di luar China.
Wanita berumur 61 tahun ini saat ini dirawat di rumah sakit, sementara pihak berwenang China dan Thailand mencoba untuk menemukan sumber infeksinya.
Kini, ada laporan lagi jika seorang pria di Jepang telah diuji positif terserang coronavirus, menandakan kasus pertama di Jepang.
Dilansir dari Asian Review, Pria umur 30 tahun yang pergi ke Wuhan, saat kembali ke Jepang rupanya membawa virus tersebut.
Pria yang tinggal di Prefektur Kanagawa, sebelah dengan Tokyo, kembali dari Wuhan pada 6/1/2020, dan mulai merasa demam pada 3/1/2020 saat masih di Wuhan.
Hanya empat hari sampai di Jepang, ia kemudian dirawat di rumah sakit. Rabu kemarin ia dipulangkan karena sudah pulih.
Diduga, virus itu muncul dari pasar ikan laut di Wuhan.
China saat ini meningkatkan usaha mereka untuk mencegah penyebaran virus ini lagi.
Mereka mulai memasang sensor suhu elektronik pada semua pintu keluar terminal Bandara Internasional Wuhan Tianhe.
Sensor tersebut akan mendeteksi suhu tubuh di atas 38 derajad celsius untuk kemudian dicek manual dan dikarantina sementara waktu jika dikonfirmasi suhu tubuh mereka memang tinggi.
Pemberitahuan disebarkan di internal bandara, yang disebarkan di media sosial, bahwa pihak perusahaan aviasi diminta untuk mengembalikan tiket yang telah dibeli masyarakat tanpa dikenai biaya tambahan.
Pihak China belum menemukan kasus penyebaran virus antar manusia, tetapi WHO mengatakan jika pihak Jepang mengatakan pria Kanagawa tersebut tidak pernah mengunjungi pasar ikan laut di Wuhan, yang ditengarai sumber virus tersebut berasal.
Berhubungan dengan beberapa pasien di Wuhan, pasar tersebut juga menjual hewan hidup seperti ternak ayam, kelelawar dan marmot dan beberapa hewan liar.
Muncul kekhawatiran jika patogen penyakit ini muncul dari hewan tertentu yang belum diidentifikasi.
Kekhawatiran ini juga meningkat seiring dengan perayaan Imlek di depan mata, dan Wuhan pasti akan dikunjungi oleh banyak orang.
Coronavirus menyebabkan kehebohan sebab sepupunya menyebabkan penyakit SARS di tahun 2002 - 2003, menginfeksi 8000 orang di dunia dan membunuh lebih dari 600 pasien di China dan Hong Kong.