Penulis
Intisari-Online.com - Hubungan Iran dan Amerika Serikat (AS) kian memanas setelahkomandan pasukan elit militer Iran (IRGC) Jenderal Qasem Soleimani tewas dibunuh AS.
Soleimani tewas melalui serangan drone (pesawat tanpa awak) yaitu MQ-9 Reaper.
Iatewas dirudal oleh drone tersebut, tidak lama setelah meninggalkan bandara Baghdad, Irak Jumat pekan lalu.
MQ-9 Reaper sering digunakan sebagai alat pengintai terhadap target berprofil tinggi, sensitif terhadap waktu, bisa membantu untuk mencari target dan digunakan untuk operasi perang yang tidak teratur.
Drone itu diterbangkan dari markas US Central Command yang berlokasi di Qatar.
Baca Juga: Meski Keduanya Menyehatkan, Mana yang Lebih Baik Berlari di Treadmill atau Luar Ruang?
Pesawat tanpa awak ini memiliki daya jelajah 1.150 mil dengan kemampuan terbang di ketinggian 50.000 kaki.
MQ-9 Reaper adalah drone yang diproduksi General Atomics Aeronautical Systems.
Drone ini diketahui memiliki harga hampir Rp200 miliar per unitnya.
Menjadi andalan Angkatan Udara AS dalam satu dekade terakhir, MQ-9 Reaper memiliki jarak terbang yang lebih jauh dan lama, jangkauan sensor yang lebih luas, rangkaian komunikasi multi-mode, dan senjata presisi.
Drone itu mampu dapat membawa 4 misil Hellfire berdaya ledak cukup dahsyat dan mampu menghancurkan tank.
Hal ini memberikan drone tersebut kemampuan unik untuk melakukan serangan, koordinasi, dan pengintaian terhadap target bernilai tinggi, cepat, dan sensitif terhadap waktu.
Dilansir dari Military.com, pesawat ini dapat melakukan misi dan tugas seperti intelijen, pengawasan, pengintaian, dukungan udara dekat, pencarian dan penyelamatan tempur, serangan presisi dan masih banyak tugas lainnya.
Baca Juga: Menengok Daftar Rudal Balistik yang Dimiliki Oleh Amerika dan Iran, Mana yang Lebih Unggul?
Reaper adalah bagian dari sistem pesawat yang dioperasikan dari jarak jauh.
Sistem yang beroperasi secara penuh terdiri dari beberapa pesawat yang dilengkapi sensor dan senjata, stasiun pengendali darat, link satelit utama predator, dan peralatan cadangan bersama dengan kru operasi dan pemeliharaan untuk misi 24 jam.
Awak yang mengoperasikan drone ini terdiri dari seorang pilot.
Ia bertugas mengendalikan dan memerintahkan misi dari jarak jauh.
Lalu ada seorang awak kru, yang bertugas mengoperasikan sensor dan senjata serta koordinator misi (jika diperlukan).
Sistem dasar MQ-9 mengusung sistem penargetan multi-spektral, yang memiliki rangkaian sensor visual yang kuat untuk penargetan.
MTS-B mengintegrasikan sensor inframerah, kamera TV warna/monokrom siang hari, penunjuk laser, dan iluminator laser.
Unit ini juga dilengkapi dengan laser range finder/designator, yang secara tepat menunjuk target untuk penggunaan amunisi berpemandu laser, seperti Guided Bomb Unit-12 Paveway II.
Reaper juga dilengkapi dengan radar aperture sintetis untuk memungkinkan penargetan munisi gabungan serangan langsung gabungan GBU-38 di masa mendatang.
MQ-9 juga dapat menggunakan empat rudal yang dipandu laser, seperti Hellfire, yang memiliki tingakat kekauratan yang sangat tinggi, anti-armor dan kemampuan keterlibatan anti-personel.
Seperti diketahui, mobil yang ditumpangi Soleimani hancur lebih setelah dihantam empat rudal Hellfire yang ditembakkan Reaper.
Sang jenderal top Iran itu tewas dengan kondisi tubuh hancur dan teridentifikasi dari tangannya yang terputus.
Baca Juga: Masuki Musim Hujan, Waspadai Gejala Tifus pada Bayi, Salah Satunya Bayi Gelisah Terus
Adam Rizal
Artikel ini pernah tayang di Infokomputer.id dengan judul "Mengenal MQ-9 Reaper, Drone Pencabut Nyawa Jenderal Iran Soleimani"