Find Us On Social Media :

Banjir Tak Surut-surut, Jakarta Diprediksi Tenggelam pada 2050, Ini Solusi yang Diberikan Ilmuwan PBB Untuk Selamatkan Jakarta

By Mentari DP, Jumat, 3 Januari 2020 | 09:40 WIB

Tampilan banjir Jakarta dari helikopter.

Menurut Intan, dengan mengetahui penyebab utama suatu masalah dan bisa dilakukan secara lokal, hal ini akan jauh lebih efektif.

Laporan ilmuwan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB juga menunjukkan, perubahan iklim menyebabkan laut semakin panas, semakin asam, dan kekurangan kadar oksigen.

Pengasaman atau penurunan pH air laut bisa disebabkan karena pengasaman laut (ocean acidification) dan pengasaman pesisir (coastal acidification).

Pengasaman laut adalah penurunan tingkat keasaman air laut akibat reaksi antara gas rumah kaca CO2 dan air laut.

Dan di kawasan perairan Indonesia juga terjadi pengasaman pesisir oleh aktivitas lokal manusia.

Pengasaman pesisir termasuk pembuangan limbah yang membuat laju pengasaman air laut lebih tinggi dibanding secara global.

Meski sulit, ada beberapa hal yang menurut Intan bisa dilakukan untuk merespons keadaan ini.

Salah satunya dengan pembuatan tanggul, penganggulangan limbah yang efektif, dan restorasi ekosistem lamun yang dapat memengaruhi pH air laut secara lokal.

"Yang pasti kita harus melakukan aksi-aksi adaptasi, enggak bisa kita cuma diem saja.”

“Di laporan PBB ada banyak cara untuk menanggulangi ini. Kita bisa bikin tanggul, bisa dimundurin kotanya istilahnya, dan lain-lain," ungkap Intan.

"Intinya adalah, kalau kita melakukan adaptasi, dampak untuk melindungi masyarakat cukup signifikan di kota-kota besar, karena kan populasinya lebih tinggi," sambungnya.

Namun menurutnya, untuk di kota-kota besar memang harus membangun semacam tanggul.

Intan mengingatkan, selain Jakarta, kota-kota besar yang landai seperti Semarang dan pulau-pulau kecil di Indonesia sebenarnya juga terancam tenggelam hingga 2100. (Gloria Setyvani Putri)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jakarta Diprediksi Tenggelam pada 2050, Begini Solusinya Menurut Ahli")

Baca Juga: Kasus Ayah Nikahi Anak Kandungnya Sendiri: Begini Efek Samping Perkawinan Sedarah Secara Sains