Penulis
Intisari-online.com -Wilayah Ibu Kota Jakarta terlanda banjir sejak awal tahun baru di seluruh penjuru tempat.
Banjir yang terjadi karena hujan lebat tersebut melanda Jakarta sehari sejak pergantian tahun baru 2020.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, prakiraan potensi hujan lebat awal tahun di Jabodetabek masih akan berlangsung hingga 7 hari ke depan.
“Potensi hujan lebat 2-7 Januari 2020 di Jabodetabek,” ucapnya dikutip dari Tribunjogja.com dari Twitter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB Indonesia), Kamis (2/7/2019).
Korban Banjir
Lebih dari 31.000 warga di Jakarta mengungsi karena rumahnya terendam banjir.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, ada 31.232 warga yang mengungsi di 269 lokasi pengungsian.
"Data tersebut data pukul 19.00, tanggal 1 Januari 2020. Saat ini masih update data," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta M Ridwan saat dikonfirmasi, Kamis (2/1/2020).
Selain itu, BPBD DKI Jakarta juga masih memperbarui data lokasi yang terendam banjir hingga Kamis pagi ini.
Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, 31.323 pengungsi berasal dari 158 kelurahan yang terendam banjir. Berikut pengungsi per Rabu (1/1/2020), pukul 19.00 WIB:
1. Jakarta Pusat: 310 pengungsi di 2 lokasi pengungsian, berasal dari 22 kelurahan
2. Jakarta Utara: 1.515 pengungsi 23 lokasi pengungsian, berasal dari 13 kelurahan
3. Jakarta Barat: 10.586 pengungsi di 97 lokasi pengungsian, berasal dari 30 kelurahan.
4. Jakarta Timur: 13.516 pengungsi di 99 lokasi pengungsian, berasal dari 65 kelurahan.
5. Jakarta Selatan: 5.305 pengungsi di 48 lokasi pengungsian, berasal dari 28 kelurahan.
Cuaca Ekstrem di Indonesia
Mengupdate rilis potensi cuaca ekstrem sebelumnya, BMKG memantau masih terdapat indikasi peningkatan POTENSI CUACA EKTREM di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
Kondisi tersebut dipicu oleh adanya fenomena atmosfer skala regional hingga lokal, yaitu: aktifnya Monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia.
Terbentuknya pola konvergensi dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah, suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan.
Serta diperkuat dengan adanya fenomena gelombang atmosfer (Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave) yang signifikan di sekitar wilayah Indonesia.
Pemerintah beserta jajarannya mengeluarkan peringatan soal banjir Jakarta mulai BNPB Indonesia, BMKG dan BPBD termasuk peringatan di Google .
Melalui Google Maps bencana Banjir Jakarta dimunculkan melalui tanda khusus seperti di bawah ini :
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Peringatan Banjir Jakarta Muncul di Google Maps, Ditandai dengan Bentuk Seperti Ini