Penulis
Intisari-Online.com - Forbes kembali merilis daftar The World's 100 Most Powerful Women.
Sri Mulyani menjadi satu-satunya perempuan asal Indonesia yang masuk daftar tersebut.
Meski begitu, Sri Mulyani pernah disebut sebagai 'Menteri Pencetak Utang' oleh Prabowo Subianto.
Prabowo menyebut Sri Mulyani sebagai Menteri Pencetak Utang lantaran utang luar negeri Indonesia terus meningkat.
Melansir Kompas.com, Rabu (23/10/2019), sebutan Prabowo pada mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu disampaikan dulu saat mantan Komandan Jenderal Kopassus itu berpidato di hadapan para pendukungnya di masa kampanye Pilpres 2019.
Terkait rilisan baru Forbes, Sri Mulyani Indrawati berada di peringkat ke-76 dalam daftar The World's 100 Most Powerful Women.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel berada di peringkat pertama.
Kemudian, posisi kedua diisi oleh Christine Lagarde, Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB).
Pada daftar tersebut, terdapat 100 perempuan di seluruh dunia yang mengambil peran di sektor pemerintahan, filantropi, dan media.
Selain itu, sederet artis juga masuk daftar tersebut, di antaranya Rihanna (peringkat 61), Beyoncé Knowles (peringkat 66), Taylor Swift (peringkat 71), dan Reese Witherspoon (peringkat 90).
Forbes menyebutkan, sebagai menteri keuangan, Sri Mulyani dinilai menambah pendapatan negara melalui reformasi pajak yang akan memperluas layanan e-filling dan menunjang kepatuhan pembayar pajak.
"Tahun lalu, Sri Mulyani memperoleh penghargaan Menteri Terbaik yang prestisius di World Government Summit atas usaha-usahanya untuk menerapkan reformasi," tulis Forbes.
Profil Sri Mulyani
Sri Mulyani lahir di Bandar Lampung pada 26 Agustus 1962, dan merupakan anak ketujuh dari pasangan Prof Satmoko dan Retno Sriningsih.
Seperti dikutip dari Kompas.com, 23 Oktober 2019.
Dia menempuh pendidikan di Universitas Indonesia setelah menamatkan pendidikan menengah di SMA Negeri 3 Semarang pada 1981.
Setelah itu, Menkeu yang akrab disapa SMI itu melanjutkan kuliah di University of lllinois Urbana-Champaign, AS, hingga mendapat gelar PhD of Economics di University of lllinois Urbana-Champaign, AS, pada 1992
Karier
Sri Mulyani mengawali kariernya di pemerintahan dengan menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2004 di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
Setahun di Bappenas, Sri Mulyani dilantik sebagai Menteri Keuangan pada 2005 hingga 2010.
Dia juga sempat menjadi Plt Menteri Koordinator Perekonomian pada 2008 hingga 2009.
Setelah itu, Sri Mulyani berkiprah di lembaga internasional dengan menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 2010 hingga 2016.
Saat di Bank Dunia, Sri Mulyani mempromosikan tentang persamaan gender.
Di bawah pemerintahan Joko Widodo, Sri Mulyani kembali ke Indonesia dengan menjabat sebagai Menteri Keuangan selama dua periode, yakni periode 2016 hingga 2019 dan 2019 sampai 2024.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani Masuk Daftar 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia Versi Forbes"