Penulis
Intisari-Online.com - Pada 16 Januari 2015 seorang tukang batu dari Berlin Jerman, Thomas T (61) berjalan ke bank Sparkasse di Fahrenzhausen, utara Munich.
Menurut Dailymail Senin (25/11/19) dia mengenakan topi koboi, kemeja berlabel dan bersenjatakan mainan revolver penembak, sebelum menodong sebuah bank.
Aksinya berhasil, dia mengecoh pegawai bank dengan pistol mainan dan membawa 36.800 euro (Rp570 juta).
Namun, aksinya itu tak lantas membuatnya bebas, dia ditangkap polisi karena perampokan bersenjata dan dijatuhi hukuman penjara di Jerman.
Termasuk waktu bertugas di California setelah diekstradisi dari Amerika Serikat.
Itu hanyalah segelintir dari kisahnya, setelah semua itu endingnya Thomas membuat pengakuan yang mengejutkan dan bikin geleng-geleng kepala.
Awalnya dia mengakui dalam persidangan bahwa "Itu ide yang idiot, saya mungkin terlalu sering melihat orang Barat di masa kecil saya," kata Thomas.
Dua minggu setelah perampokan, Thomas naik pesawat ke California, di mana ia menetap di Taman Nasional Joshua Tree, lokasi yang terkenal sebagai lokasi banyak orang Spaghetti-Barat.
Thomas mengatakan kepada pengadilan bahwa dia merampok bank karena dia memiliki masalah dengan kantor pajak.
"Aku melepas topiku dan meraih senjata mainannya," katanya.
"Aku tidak bangga karenanya," jelasnya.
Thomas mengklaim bahwa dia membeli sebuah van, pakaian dan peralatan di California dari hasil perampokan, dan mulai menjalani sisa hari-harinya di dongeng Barat-nya.
Sementara Thomas menikmati kehidupan barunya sebagai koboi, orang Bavaria mulai memburunya.
Sebelum merampok bank, Thomas kehabisan uang untuk membayar tagihan.
Rinciannya diteruskan ke Interpol, dan pada 3 April tahun ini, polisi dari distrik Sen Bernadino menangkap Thomas di sebuah toko di Joshua Tree.
Setelah ditangkap dia merasa malu sendiri dengan kelakuannya, dan lebih memalukan dia meniru koboi menggunakan pistol mainan untuk melakukan perampokan.
Terlepas bahwa caranya tersebut berhasil.
Di ruang sidang, Thomas T meminta maaf atas kesusahan yang ditimbulkannya.
"Aku tidak merasa nyaman melakukannya," katanya.
"tapi aku tidak memikirkan hal yang lebih baik hari itu," sambungnya.
Setelah dipenjara, Thomas T mengatakan dia berharap untuk bergerak lebih dekat dengan putrinya, yang sekarang memiliki anak.