Find Us On Social Media :

Sangat Jarang Terjadi, Ulat Berumur 44 Juta Tahun Ini Berhasil Ditemukan oleh Peneliti Jerman, Begini Keadaannya Saat Ditemukan

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 25 November 2019 | 08:00 WIB

Ulat berumur 44 juta tahun abadi tersimpan di batu ambar.

Intisari-Online.com - Peneliti Jerman berhasil menemukan ulat berumur 44 juta tahun.

Begitulah menurut makalah yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, Rabu (20/10/2019).

Hewan tersebut adalah ulat pertama dari jenisnya yang ditemukan di ambar Baltik, menurut para peneliti dari Zoologische Staatssammlung München.

Ambar Baltik banyak ditemukan di sepanjang pantai di Laut Baltik serta Laut Utara.

Baca Juga: Goo Hara Ditemukan Tewas: Ini 7 Sisi Kelam dari Dunia K-Pop yang Digandrungi Banyak Orang Itu

Sementara wilayah penghasil ambar terbanyak selama berabad-abad adalah Tanjung Sambia atau Samland, serta pantai di sekitar Königsberg di Prusia, yang sejak 1945 menjadi bagian dari Rusia.

Larva 5-milimeter telah diberi nama Eogeometer vadens bagian dari keluarga kupu-kupu Geometridae, yang terdiri dari sekitar 23.000 spesies berbeda.

Baca Juga: Sehatkah Jantung Anda? Coba Sentuh Ujung Kaki untuk Mengetahuinya!

Para ilmuwan mengatakan ulat kecil itu kemungkinan terperangkap dalam setetes resin pohon, yang akhirnya mengeras menjadi ambar dan mengkonservasi struktur unik ulat itu selama jutaan tahun.

"Temuan ulat dalam ambar jarang terjadi, dan ini adalah fosil kupu-kupu besar pertama yang ditemukan di ambar Baltik," kata peneliti Axel Hausmann.

"Ini mungkin karena aktivitas nokturnal dari kebanyakan ulat," tambahnya.

Hewan nokturnal adalah hewan yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari.

Resin cenderung lebih dekat dengan cairan saat terkena sinar matahari langsung atau di siang hari.

Tidak seperti kebanyakan spesies kupu-kupu lainnya, ulat Geometridae hanya memiliki dua atau tiga pasang kaki, bukan lima pasang.

Ini berarti mereka bergerak maju dengan gaya berjalan yang tidak biasa. Para peneliti mengatakan fosil ini akan memberikan wawasan tentang proses evolusi selama periode Eosen (sekitar 34-56 juta tahun yang lalu).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peneliti Jerman Temukan Ulat Berumur 44 Juta Tahun, Begini Kisahnya"

Baca Juga: Seorang Wanita Diceraikan Suaminya Saat Hamil, Saat Bayinya Lahir Mantan Pacarnya yang Dulu Disakitinya Justru Lakukan Hal Tak Terduga Ini