Penulis
Intisari-Online.com -Tembok Berlin dibangun setelah Perang Dunia II berakhir, memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur.
Pemimpin komunis Jerman Timur memulai penyegelan dari semua akses antara Belin Timur dan Barat pada 13 Agustus 1961.
Para tentara meletakkan kawat berduri di perbatasan Berlin dan diganti dengan dinding beton setinggilima meter, seperti dikutip dari britannica.com.
Dinding ini ditutup dengan kawat berduri, lengkap dijaga dengan menara pengawal bersenjata senapan mesin, juga ranjau.
Kegagahan Tembok Berlin runtuh setelah menjulang selama 28 tahun akhirnya runtuh.
Pada hari ini, tepat 3 dekade lalu, tembok yang menjadi simbol pemisah tersebut dirobohkan oleh massa.
Aksi massa ini didorong oleh runtuhnya Uni Soviet serta penerapan sejumlah reformasi liberal yang dilakukan oleh Jerman Timur sebelumnya.
Pada tanggal 9 November 1989 pagi, massa dari Jerman Barat dan Jerman Timur berkumpul di Tembok Berlin.
Menurut artikel Washington Post, Jumat (8/11/2019), aksi ini didasari oleh pengumuman Pemerintah Jerman Timur. Pada pagi 9 November, pemerintah Jerman Timur, mengatakan jika warganya bisa dengan bebas melintasi tembok pembatas ke wilayah Barat.
Setelah itu, warga Jerman Timur mengerumuni Tembok Berlin, di mana mereka disambut oleh warga di Berlin Barat.
Melansir laman History, orang-orang dari Berlin Barat dan Timur mulai berkumpul di sekitar tembok.
Mereka menyerukan kalimat Tor auf atau "Buka Gerbangnya" sembari minum bir serta champagne.
Kemudian, pada tengah malam, massa mulai memenuhi checkpoint tembok.
Saat itu, dilaporkan sebanyak 2 juta orang datang berkumpul di Tembok Berlin. Mereka memanjat dan membongkarnya.
Kala itu, massa meruntuhkan tembok menggunakan palu dan berusaha menyingkirkan potongan-potongan tembok menjauh dari lokasi aslinya.
Orang-orang Berlin sendiri menyebut mereka yang meruntuhkan tembok sebagai Mauerspechte atau para pelatuk tembok.
Baca Juga: Sembuhkan Batuk pada Anak-anak dengan Nanas, Bisa Dicoba Sendiri di Rumah, Ini Caranya!
Beberapa jurnalis menggambarkan peristiwa tersebut sebagai pesta rakyat terbesar dalam sejarah dunia.
Setelah tembok pemisah berhasil dibuka, massa mulai melintasi pagar.
Arsip pemberitaan harian The Guardian, 11 November 1989 menggambarkan, para penduduk melintasi tembok dengan sukacita, heran, tangis, dan tawa.
Meski telah dirusak oleh massa dengan hanya bermodalkan tangan dan palu, beberapa hari kemudian, tembok kembali dirobohkan dengan menggunakan alat berat seperti crane hingga buldozer.
Baca Juga: Sembuhkan Batuk pada Anak-anak dengan Nanas, Bisa Dicoba Sendiri di Rumah, Ini Caranya!
Segera setelah tembok yang menghalangi aktivitas masyarakat Berlin tersebut menghilang, warga kota kembali bersatu sejak dipisahkan pada tahun 1945.
Seorang warga kemudian menuliskan kalimat "Hanya hari ini, perang benar-benar telah usai", pada bagian tembok yang telah runtuh.
Sejak didirikan pada tahun 1961, sebanyak 5.000 orang gagal menembus blokade tembok.
Selain itu, sebanyak 191 orang meninggal dunia dalam usaha untuk melintasi tembok pembatas tersebut.
Meski begitu, proses reunifikasi atau bergabungnya Jerman Barat dan Timur terjadi pada tanggal 3 oktober 1990 atau hampir setahun setelah runtuhnya tembok pemisah tersebut.
Kesenjangan tetap ada
Proses ini membuat 17 juta warga di Jerman dan wilayah di timur Eropa punya kesempatan untuk memiliki properti di wilayah barat.
Selama itu pula, pabrik-pabrik dan perusahaan di wilayah Timur tutup lalu dibeli oleh para pengusaha dari Barat.
Baca Juga: Kisah Traumatis Gadis 16 Tahun yang Dipaksa Jadi Pemuas Nafsu di Kamp Konsentrasi
Runtuhnya simbol pemisah ini juga menandai era baru berakhirnya perang dingin.
Namun, The Washington Post mengabarkan, dua tahun pasca-reunifikasi, industri di wilayah Jerman Timur semakin menurun hingga tiga perempatnya.
Bahkan, lebih dari 3 juta orang menjadi pengangguran.
Banyak orang yang kemudian meninggalkan rumah-rumah mereka. Namun tiga dekade kemudian, situasi tersebut perlahan mulai membaik.
Meski begitu, hingga hari ini, kesenjangan tersebut masih tetap ada.
Gaji serta pendapatan di Jerman Timur saat ini mencapai 85 persen dari angka yang diperoleh di wilayah Barat.
Selain itu, Jerman Timur kurang terwakili baik dalam politik, bisnis, dan persoalan akademik, meski Kanselir Jerman saat ini, Angela Merkel berasal dari wilayah Timur.(Rosiana Haryati)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hari Ini dalam Sejarah: Tembok Berlin Dirobohkan Massa