Kisah Dramatis Pratu Suparlan, Hadapi Ratusan Fretilin Sendirian Demi Biarkan Prajurit Kopassus Lainnya Meloloskan Diri

Mentari DP

Penulis

Banyak kisah-kisah para anggota Kopassus yang rela mengorbankan nyawa di medan perang demi kehormatan negara Indonesia dan Kesatuannya.

Intisari-Online.com -Dalam dunia militer Indonesia, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sudah tidak asing lagi.

Mereka yang memakai baret merah ini memiliki kemampuan khusus berkat latihan super berat yang mereka jalani.

Pasukan elit TNI Angkatan Darat ini menjadi diandalkan untuk menangani berbagai pertempuran yang ada di Tanah Air.

Hampir semua operasi militer di Indonesia selalu melibatkan Kopassus.

Baca Juga: 4 Fakta 'Pasukan Siluman' Sat-81 Kopassus yang Misterius Produk Duet Maut Prabowo Subianto dan Luhut Binsar Pandjaitan

Untuk itu tidak semua prajurit TNI AD mampu masuk ke kesatuan khusus ini.

Banyak kisah-kisah para anggota Kopassus yang rela mengorbankan nyawa di medan perang demi kehormatan negara Indonesia dan Kesatuannya.

Salah satu kisah heroik prajurit Kopassus pernah terjadi di medan perang Timor Timur sekarang Timor Leste.

Saat itu tanggal 9 Januari 1983, satu unit gabungan tentara Nanggala-LII yang berisikan para prajurit Kopassus pimpinan Letnan Poniman Dasuki melakukan patroli di suatu wilayah Timor Timur.

Tepatnya wilayah itu adalah di KV 34-34/Komplek Liasidi yang merupakan daerah rawan musuh di pedalaman hutan bumi Lorosae.

Maklum saja tempat tersebut merupakan sarang Fretilin si 'Krebo Hutan', mereka adalah pemberontak yang kemerdekaan Timor Timur atas Indonesia.

Ketika unit kecil patroli pimpinan Letnan Poniman Dasuki memasuki area tersebut, mereka dicegat oleh sekitar 300 ratusan orang Fretilin disana.

Para Fretilin itu bersenjatakan lengkap dengan senapan serbu, mortar dan pelontar granat.

Terjadilah pertempuran sengit ketika dua lawan itu bertemu.

Baca Juga: Seperti Malaikat Pencabut Nyawa, Dengan Tenang Dia Membidik Lawan, Inilah Kisah Sniper TNI yang Bikin Fretilin Kalang Kabut dari Tempat Persembunyian

Tembak-menembak seru terjadi antara 300 Fretilin melawan unit kecil Kopassus pimpinan Letnan Poniman.

Posisi para prajurit Kopassus sedang tidak beruntung.

Di bawah hujan deras tembakan musuh, mereka terjepit karena di belakang jurang menganga.

Bahkan satu persatu anggota Kopassus harus gugur diterjang timah panas Fretilin.

Melihat jika hanya bertahan saja mereka bisa dibantai oleh Fretilin maka Letnan Poniman memerintahkan mundur.

Satu-satunya cara agar lolos ialah berlari menuju sebuah celah bukit di sekitar area pertempuran.

Namun peluang para prajurit Kopassus itu sangatlah kecil untuk lolos dengan berlari menuju bukit tersebut.

Hingga seorang prajurit berpangkat Prajurit Satu (Pratu) Suparlan mengajukan diri untuk menahan serangan Fretilin sendirian dan membiarkan teman-temannya untuk meloloskan diri.

Lantas Pratu Suparlan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur, ia langsung maju sendirian menerjang 300 orang milisi Fretilin.

Baca Juga: Kisah Buruh Bengkel Asal Sukabumi yang Rakit Helikopter Sendiri: Ini Fakta-fakta Helikopter, Bisa Terbang Mundur dan Melayang Tanpa Bergerak

Fretilin pun tanpa ampun langsung menjadikan Pratu Suparlan sebagai sasaran utama, ia diterjang entah berapa peluru yang bersarang ditubuhnya.

Tembakan Fretilin itu dibalasnya dengan tembakan senapan mesin yang ia bawa hingga Pratu Suparlan sudah tak sanggup lagi berdiri karena luka-lukannya.

Belum selesai sampai disitu, mengetahui Pratu Suparlan sudah hampir tewas, puluhan Fretilin mengerumuninya dan memberikan tembakan di lehernya.

Namun sebelum ajal menjemput dengan sisa-sisa tenaga Pratu Suparlan mengambil granat dari kantongnya, menarik pin dan meloncat di kumpulan milisi Fretilin.

"Allahu Akbar..." Pratu Suparlan berteriak untuk terakhir kalinya lantas ledakan keras terdengar dari granat tadi, pratu Suparlan gugur bersama para milisi Fretilin yang 'ikut diajak mati' oleh aksi nekat Pratu Suparlan.

Pasukan bantuan segera tiba bersama sisa anggota Kopassus yang berlindung di celah bukit tadi mereka menyerbu para milisi Fretilin.

Para milis berhamburan ketika diserbu oleh TNI, mereka lari kalang kabut.

Pada malam hari setelah pertempuran selesai jumlah korban di pihak Kopassus mencapai 7 orang termasuk pratu Suparlan yang jenazahnya ditemukan dalam keadaan tak utuh.

Sedangkan pihak Fretilin jatuh korban sebanyak 83 orang dan sisanya ada yang ditangkap hidup-hidup.

Berkat keberaniannya Pratu Suparlan dinaikkan pangkatnya menjadi Kopda (Anumerta) dan tandajasa Bintang Sakti.

Nama Pratu Suparlan juga diabadikan sebagai nama Lapangan Udara Perintis di Pusdikpassus Batujajar Bandung.

Dengan semboyan 'Berani, Benar, Berhasil' Kopassus tidak mau jemawa dengan semua prestasi yang didapat melainkan semua itu demi jayanya negara Indonesia.

'Kami Bukannya Hebat Tapi Terlatih.'(Seto Ajinugroho)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judulBak Film Rambo, Prajurit Kopassus Ini Nekat Hadapi Puluhan Musuh Hingga Lawan Lari Terbirit-birit

Baca Juga: Kisah Kopassus Buat Ribuan Pemberontak Kongo Gemetar Ketakutan dengan Modal Kain dan Semerbak Bawang

Artikel Terkait