Suharti menekankan, memang jumlah populasi yang menyebabkan bengkaknya sampah di Indonesia termasuk Jakarta.
Sebagai perbandingan, orang Malaysia dan Singapura rata-rata menghasilkan 1,5 kg sampah per hari.
“Kalau orang Jakarta rata-rata menghasilkan 0,75 kg sampah per hari, setengahnya,” lanjut ia.
Mengurangi sampah di laut hingga 70 persen
Tahun lalu, Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden No 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.
“Tujuannya adalah mengurangi sebesar 70 persen sampah di lautan Indonesia pada tahun 2025,” tutur Dr Ir Nani Hendiarti, M.Sc selaku Asisten Deputi IV Pengadaan Iptek Kemenko Kemaritiman dan Investasi dalam acara yang sama.
Untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat lima strategi yang dilakukan lintas kementerian.
Antara lain mendorong perubahan perilaku masyarakat dan pengurangan sampah plastik sekali pakai.
Strategi lainnya adalah mengurangi sampah yang masuk ke lautan.
Untuk itulah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia bekerja sama dengan The Ocean Cleanup, Danone-AQUA, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendatangkan Interceptor 001.
Interceptor merupakan alat pengangkut sampah dari sungai yang diciptakan oleh lembaga non-profit The Ocean Cleanup.
“Saya rasa Interceptor adalah solusi jangka panjang yang cocok untuk Indonesia.