Ada dua orang perempuan yang justru keluar dari mobil dan berlari kecil menyusul Mbah Maridjan ke arah masjid.
Dua orang lain, yaitu para pendaki, memindahkan motornya dan bergegas ke sebuah rumah di sebelah bawah rumah Mbah Maridjan.
Raungan sirine itu menjadi tanda perpisahan para rombongan dengan Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan pun ditemukan meninggal dalam kondisi bersujud dengan memakai baju batik dan kain sarung.
Tugas sebagai juru kunci pun berpindah kepada Asihono atau Asih yang tidak lain adalah putra ketiga Mbah Maridjan.
Mbah asih yang merupakan staf administrasi FMIPA UII Yogyakarta itupun bergelar Mas Lurah Suraksosihono.
Ia dilantik sebagai Pengirit Abdi Dalem Juru Kunci Gunung Merapi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Senin (4/4/2011).